Oleh: Erwyn Kurniawan
Bisa jadi banyak yang bertanya, terutama mereka yang bukan kader PKS. Apa itu Kembara? Mengapa kader partai politik kemah dan naik gunung? Apa hubungannya dengan politik?
Wajar daftar pertanyaan tersebut mencuat. Dan itu menjadi perkejaan rumah kita untuk menjelaskannya. Sekaligus bukti bahwa mereka ingin mengetahui segala sesuatu yang dilakukan PKS. Kira-kira begini jawabannya.
Kembara itu singkatan dari Kemah Bakti Nusantara. Jujur, orang yang memberikan ide nama ini cerdas sekali. Pas sekali dan enak dilafadzkan juga didengarnya.
Kembara adalah agenda tahunan. Program kerja ini harus diikuti kader PKS. Siapa pun dia. Tak peduli pimpinan dan anggota biasa. Jika tidak ada alasan sangat kuat, kader tak boleh mengelak dari panggilan ini.
Mengapa harus diikuti? Karena teramat banyak nilai politik kebangsaan yang ada dalam Kembara dan relevan dengan keberadaan PKS sebagai entitas politik. Apa saja?
1) Ketaatan dan Disiplin
Selama Kembara, peserta harus taat dengan aturan yang dibuat oleh panitia. Makan ada waktunya. Bersih-bersih ke kamar mandi juga demikian. Semua aturan tak boleh dilanggar.
Dalam dunia politik, godaan untuk melanggar kesepakatan selalu menari-nari di depan mata. Bahkan meski itu menabrak konstitusi tertinggi kita, yakni UUD 1945. Masih ingat dengan wacana tiga periode? 😊
2. Disiplin
Ketaatan pada aturan main membuat peserta kembara menjadi terbentuk sikap dan perilaku disiplinnya. Ingat, soal disiplin ini jadi pekerjaan rumah yang belum tuntas di negeri ini. Padahal untuk menjadi bangsa besar dan maju, kita harus berlakon disiplin.
Dalam politik, kedisiplinan juga menjadi agenda yang tak pernah tuntas. Betapa banyak kader partai yang tak bersikap disiplin. Tak taat pada pimpinan, tidak amanah kepada rakyat dan seterusnya.
3. Kebersamaan
Selama Kembara, peserta betul-betul ditempa jiwa kebersamaannya. Apalagi saat sesi long march dan naik gunung. Ada yang membawakan ransel rekannya. Menunggu rekannya yang berjalan tertatih. Membantu rekannya yang kelelahan. Dan sebagainya.
Bangsa ini teramat besar dan luas. Tak mungkin dikelola tanpa kebersamaan berbagai kelompok dan unsur masyarakat. Diperlukan kolaborasi sebanyak mungkin elemen bangsa untuk membuat negeri ini adil dan sejahtera.
4. Kesetaraan
Peserta kembara ini beragam latar belakangnya. Ada da'i, direktur, pimpinan fraksi, pengusaha sukses, guru hingga pedagang layangan. Tapi selama kegiatan semua diperlakukan sama. Tak ada yang merasa dirinya paling hebat dan minta diistimewakan.
Di negeri ini, semua kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama. Diatur oleh konstitusi kita. Berpedoman pada ideologi Pancasila. Tidak boleh ada yang mengklaim paling berjasa, paling NKRI, paling Pancasila dan seterusnya.
Sebenarnya masih banyak lagi nilai yang bisa kita gali dari Kembara PKS yang kompatibel dengan nilai-nilai politik kebangsaan. Tapi pastinya akan teramat panjang tulisannya.
Cukup empat saja. Dan jika semua nilai tersebut diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, saya teramat yakin negeri ini akan segera menjelma menjadi adil sejahtera, sesuai dengan cita-cita Para Pendiri Bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
...untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Penulis adalah peserta Kembara PKS Kabupaten Bekasi
Foto: Saya di tengah. Saat hendak turun pada Minggu jam 5 subuh. Pakaian basah dan hujan menemani sepanjang malam di lereng Gunung Salak.