Cerita dibalik Turnamen Catur PKS Sulsel



Efek Sekretaris DPW PKS Sulawesi Selatan yang baru suka main catur begini. Jelang Musyawarah Wilayah (Muswil) panitia buat event turnamen. Ditujukan buat Anggota PKS se-Sulsel. Infonya pendaftaran akan ditutup tanggal 20 Agustus nanti. Yang mau gabung sila registrasi. 


Catur dan politik kerap identik. Sama-sama perlu strategi. Sama-sama perlu personil aktif. Sama-sama pakai menang kalah in the end of the story. 


Di catur sebetulnya banyak filosofi yang bagus buat hidup yang sekejap dan sementara ini. Misalnya sebelum melangkah pikir dulu. Kalau unggul, lagi di atas angin jangan terlena. Kalau kalah coba cari opsi yang bisa membalikkan keadaan. Kalau mau dahsyat serangannya aktifkan  bidak-bidak. Dan seterusnya.


Catur, sebagai salah satu cabang olahraga (cabor) sebetulnya relatif sederhana penyelenggaraannya. Biasanya panitia turnamen mewajibkan pemain yang pegang putih untuk menyiapkan papan catur dan jam catur. Jadi panitia tidak perlu repot siapkan papan. Pecinta catur sejati pasti punya catur standar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) yang biasa dipakai. Dan karena dalam turnamen semua pemain akan pegang putih dan hitam maka otomatis semua bawa papan. 


Untuk jam catur sekarang bisa unduh di App Store. Saya pakai Chess Clock. Bisa setting time control sendiri. Termasuk increment atau waktu tambahan tiap melangkah. Malah saya prefer pakai aplikasi di HP. Selain murah juga praktis mengaturnya. Cuma akan repot kalau pas main ada telpon masuk, hehe.


Sebagai pegiat catur untuk anak-anak SD via Sorowako Chess Club (SCC), saya punya beberapa saran untuk partai politik yang mau ikut berkontribusi di olahraga catur. 


1. Buat Turnamen Berkala 

Para pemain catur sudah kebanyakan main. Yang jarang, main catur dapat hadiah. Nah, turnamen berkala atau reguler jadi kanalnya. Turnamen juga jadi ajang silaturrahim dan emotional bonding buat chess lovers. 


2. Hadiah Lebih Sedikit, Turnamen Lebih Banyak 

Masih relate dengan poin pertama di atas, urusan hadiah bagusnya dibagi supaya bisa cover beberapa bulan. Misalnya ada budget 10 juta, jangan langsung dihabiskan sekali turnamen setahun. Tapi coba buat empat turnamen dalam setahun dengan budget hadiah 2,5 juta. Cara ini akan menjaga aspek keberkalaan tadi.


3. Buat Turnamen Non-Master

Di catur ada istilah Master Percasi, National Master (NM), FIDE (semacam FIFA-nya catur) Master (FM), International Master (IM), sampai Grand Master (GM). Di Open Tournament, semua bisa gabung. Di Turnamen Non-Master mereka tidak bisa lewat, hehe. Belakangan saya dapat istilah Master Gelap (MG), hehe, merujuk pada pemain yang punya skill kelas Master  tapi merahasiakan diri dari pengetahuan umum. 


Nah, para pemain amatir seperti saya pasti lebih merasakan comfort zone jika tidak ada Master yang ikut. Artinya, peluang dapat hadiah lebih besar wkwkw. 


Semoga sukses turnamennya Om Kasman Milan. Semoga saya dan bocah ke-2, Jihad bisa join. Tergantung transportasi ke Makassar ini, wkwkwk.

Posting Komentar

0 Komentar