Mereka yang Menjadi Korban Perselingkuhan dan Perceraian



Oleh: Susanti Sahabudin


Bismillaah


Obrolan ringan-ringan berat bareng circle kemarin soal ketahanan keluarga. Betapa generasi muda saat ini juga butuh mengerti dan paham soal ketahanan keluarga. 


Di media sosial kita beberapa waktu ini marak berseliweran kasus perselingkuhan hingga perceraian dan terjadi di selang waktu bersamaan. Menjadi sorotan publik karena terjadi di kalangan mereka yang merupakan sosok idola dalam romantisme karyanya, sosok teladan bahkan terjadi pada mereka yang dikenal ideal banget dalam pernikahannya. Mereka yang dipenuhi hal-hal kesempurnaan saja bisa berselingkuh dan berpisah, bagaimana dengan kita yang wanita setara bidadari juga jauh banget, euy.


Kalangan anak muda seperti kehilangan arah dan mengambil kesimpulan bahwa sesempurna apa pun pasangan kita, kalau tidak cocok, ya, nggak apa-apa berselingkuh, nggak apa-apa kok pisah. Semiris itu dalam persepsi mereka. Pernikahan bukan lagi menjadi hal yang sakral. Perselingkuhan dan perceraian menjadi hal yang lumrah saja jika tidak cocok dengan pasangan. 


Sedih sekali menghadapi realita yang terjadi pada institusi pernikahan hari ini. Ketahanan keluarga saat ini bukan hanya dibutuhkan oleh pasangan suami istri, Bapak Ibu, tetapi harus juga dipahami oleh anak. Ada yang usia pernikahan 25 tahun, 30 tahun, 40 tahun, tetapi berakhir dengan perceraian. Ada yang tidak utuh dalam kita memahami pernikahan. Kejadian-kejadian hari ini yang disuguhkan pada kita bisa menular kepada semua dan mempengaruhi kesehatan mental kita. Ibarat virus,  saat ini sedang menggerogoti ketahanan keluarga kita. 


Apa yang mesti kita lakukan? Pahamkan generasi muda saat ini bahwa pernikahan adalah ibadah terpanjang dan kita tidak bisa main-main dengan hal itu. Pernikahan dalam Islam adalah janji suci di hadapan Allah dan disaksikan oleh para malaikat. Perjanjian berat yang dilakukan pada hari itu mengguncangkan langit dan bumi. Menjadi sah dan halal segala yang diharamkan.


Selamatkan generasi muda kita agar kuat dan tangguh menghadapi kehidupan di masa depan. 


Renungan pagi yang menyedihkan

Bontang Kaltim, 10 Juli 2023

Posting Komentar

0 Komentar