[CERMIN] Pengakuan Seorang Ayah



Cermin: Cerita mini

Pengakuan Seorang Ayah

Karya : NN


Selamat Hari Ayah, suamiku!!!

Kau adalah lelaki terhebat untuk aku dan untuk anak-anak kita.

Hampir dua dekade perjalanan biduk rumah tangga kita, tak sedikit pun kau keluhkan rasa sakitmu itu, tak pernah kau mengatakan tentang penyakitmu itu.


Hari pun berlalu, hingga menjelang hari Ayah tiba.

Sore itu, sepulang kerja tampak pucat wajahmu, menahan sakit yang mendera. Air mata tak kuasa kau jaga.


Dengan lidah bergetar penuh kekhawatiran, sebuah pengakuan kau ucapkan. Bahwasannya selama ini kesehatanmu  sedang tidak baik-baik saja.


"Kenapakah tidak dari dulu kau katakan?" tanyaku penuh kekagetan.


"Aku tak ingin menambah beban pikiranmu dan aku malu hanya menjadi seorang ayah yang pesakitan," jawabmu diiringi rinai air mata.


"Kenapa musti malu? Penyakit itu harus disembuhkan bukan disembunyikan," cecarku.


"Aku takut kehilanganmu dan juga kehilangan anak-anak. Aku takut kau tinggalkan," jelasmu yang mampu membuatku sedikit bergejolak.


"Oh, Tuhan, apakah aku seburuk itu di matamu? Demi Allah tidak ada satu alasan pun untuk aku dan anak-anak pergi meninggalkanmu. Jika kau takut kami tinggalkan, tolong kabulkan permintaanku. Lekas kita pergi ke dokter sekarang juga," pintaku penuh harap.


Pertemuan dengan dokter pun akhirnya menemui sebuah kesepakatan, agar dirimu segera dioperasi, yang menurutnya ini salah satu jalan terbaik.


Tak kusangka bertahun-tahun kau menahan sakit. Demi tidak mau merepotkan kami, kau bilang jika harus masuk rumah sakit, nanti siapa yang akan menjaga anak-anak kita di rumah?

Itu memang sudah menjadi risiko hidup di rantau, jauh dari sanak saudara, harus siap dengan kemandirian.


Kurangkai sebuah tulisan untukmu, semoga bisa menjadi penguat dan penyemangat menuju kamar putih bersama para medis.


*****


Duhai ayah dari anak-anakku ...

Aku tahu, empat belas November dua ribu dua puluh dua adalah hari yang kau tunggu

Hari yang mampu membuatmu sedikit takut, juga membuat pikiranmu sedikit kalut


Duhai ayah dari anak-anakku ...

Pasrahkan saja semua pada perjalanan takdirmu

Kuasa dan Maha Pengasih-Nya amatlah besar untuk umat-Nya yang selalu berserah diri


Duhai ayah dari anak-anakku ...

Aku yakin kamu bisa melalui ini semua

Aku yakin kita akan kembali seperti semula merajut cerita bahagia bersama keluarga


Duhai ayah dari anak-anakku ...

Kudoakan yang terbaik untukmu

Semua akan berjalan sebagaimana harapku dan harapmu

Semua akan berjalan pada jalur baik-baik saja


Kau adalah ayah hebat bagi anak-anakmu

Kau adalah lelaki terhebat bagiku

Selamat Hari Ayah !!!

__________________

Menghitung hari menuju meja operasi

Posting Komentar

0 Komentar