Reuni, Ditinjau dari Manfaat dan Mudharat nya



Oleh: Irsyad Syafar


Reuni itu...

Reuni itu bermanfaat bila untuk menyambung silaturrahim yang dulu pernah ada karena berasal dari sekolah yang sama. Sebab silaturrahim itu mendatangkan pahala dan membuat Allah cinta kepada hambaNya.


Rasulullah SAW mengajarkan bahwa siapa yang menyambung (silaturrahim) niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmatNya). Dan siapa yang memutusnya, niscaya Allah juga akan memutus orang tersebut (dari rahmatNya). (Dalam HR Ahmad).


Beliau juga mengajarkan bahwa barang siapa yang mengunjungi saudaranya (seiman) di tempat tinggalnya karena Allah, niscaya Allah akan mengutus Malaikat kepadanya, mengabarkan bahwa Dia mencintainya. (Dalam HR Muslim).


Reuni itu...

Reuni itu bermanfaat kalau digunakan untuk saling menguatkan dan membantu kawan-kawan yang lemah dan dalam kesulitan. Paling tidak, dengan rasa empati, dukungan moril serta doa-doa terbaik untuknya. Apalagi kalau kemudian ada dukungan materil sesuai dengan kemampuan yang ada.


Sebab, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap muslim itu bersaudara, tidak boleh membiarkannya atau menganiayanya. Dan Allah akan senantiasa menolong hambaNya yang gemar menolong saudaranya. (Dalam HR Muslim).


Reuni itu...

Reuni itu sangat bagus dan bermanfaat bila terjadi proses amar makruf dan nahi mungkar, serta saling menasehati dalam kebaikan, kebenaran, kasih sayang dan kesabaran.


Sebab, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang beruntung itu adalah mereka yang mengajak kepada kebaikan, menegakkan amar makruf dan nahi mungkar. (Dalam QS Ali Imran: 104).


Reuni akan sangat mulia dan berharga bila kemudian memberikan kontribusi positif bagi almamater (sekolah) yang dulu telah mendidiknya, membinanya dan membimbingnya sehingga menjadi manusia yang berilmu dan berpengetahuan.


Kontribusi itu didedikasikan sebagai wujud kepedulian dan terimakasih kepada sekolah (jasa para guru). Sebab, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa berterimakasih kepada manusia merupakan indikator nyata seseorang bersyukur kepada Allah Swt (Dalam HR Ahmad).


* * * * *


Reuni itu...

Reuni akan menjadi sia-sia kalau hanya ngobrol gak jelas ujung pangkalnya. Menghabiskan waktu berlama-lama, yang tidak ada makna dan gunanya. Baik untuk kebaikan di dunia, apalagi untuk keselamatan di kampung akhirat.


Sibuknya seseorang dengan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat menunjukkan kualitas beragamanya rendah atau tidak baik. Sebab Rasulullah SAW pernah menyatakan: "Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi).


Reuni itu...

Reuni menjadi suatu yang tercela kalau menjadi ajang pamer kekayaan dan jabatan. Mobilnya yang baru, gelang emasnya yang besar, cincinnya yang mahal, sepatu atau pakaiannya berkelas, pangkatnya yang tinggi, jabatannya yang banyak dan lain sebagainya.


Berbangga-bangga ini tidak saja menciderai perasaan kawan-kawan yang biasa-biasa saja, tapi juga menjadi suatu yang rendah di sisi Allah SWT. Sebab berbangga-bangga itu akan membawa kepada sikap sombong dan merendahkan orang lain.


Padahal Allah SWT sudah melarang sikap tersebut dalam firmanNya: "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”(Q.S. Al-Isra: 37).


Reuni itu...

Reuni menjadi tercela dan hina kalau acaranya menjadi ajang nostalgia dan pengulangan dosa-dosa lama dengan "cinta lama yang bersemi kembali." Lelaki dan perempuan bertemu lagi dengan "pacar" lamanya. Padahal masing-masing sudah memiliki suami atau istri. Namun tanpa ada rasa malu, momen itu dijadikan ajang untuk kembali berduaan atau bercanda mesra. Jelas tentunya perbuatan ini mendatang dosa.


Rasulullah SAW dengan tegas mengharamkan lelaki dan perempuan yang bukan mahram berduaan, apalagi sampai bercanda mesra.  "Jangan sekali-kali seorang lak-laki menyendiri (khalwat) dengan wanita kecuali ada mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya." (HR. Bukhari, Muslim).


Reuni itu...

Reuni hanya menjadi agenda penambah dosa bila isinya adalah gosip dan ghibah. Apalagi kalau kemudian ditambah pula dengan fitnah atau domba. Lengkap sudah keburukan berkumpul di sana.


Padahal Allah SWT menyatakan bahwa ghibah itu bagaikan memakan daging saudara sendiri yang sudah menjadi bangkai. (QS Al Hujurat: 12). 


Dan Rasulullah SAW Pada malam perjalanan Isra Mi’raj, diperlihatkan kepadanya salah satu penghuni neraka. Yaitu orang-orang yang mencakar-cakar mukanya dengan kuku-kukunya yang tajam. Ketika Jibril ditanya siapa mereka itu? Jibril a.s menjawab: Mereka adalah orang-orang yang menggunjing orang lain dan membuka aib (kehormatan) mereka." (HR. Abu Daud).


* * * * *


Reuni itu...

Reuni itu bagus saja dilaksanakan kalau memberikan manfaat dan kebaikan di dunia dan akhirat. Dan reuni kita yang paling bahagia dan penuh suka cita nanti adalah ketika kita berkumpul di surga Allah SWT. Di sana kita bertemu istri atau suami, anak-anak dan menantu, karib kerabat dan handai taulan.


Bahkan kebahagiaan reuni semakin sempurna ketika itu, disaat sebagian teman dapat menyelamatkan temannya yang lain dari api neraka, lantaran dulu ketika di dunia mereka pernah bersama-sama dalam amal shaleh dan kebaikan. Rasulullah SAW menceritakan bahwa kelak orang-orang beriman yang sudah masuk surga, akan ngotot meminta kepada Allah agar mengeluarkan teman mereka yang ternyata masuk neraka. Mereka bermohon kepada Allah:


"Wahai Tuhan kami, mereka dahulu berpuasa, shalat dan berhaji bersama kami. Dikatakan kepada mereka, "Keluarkanlah orang yang kalian kenal!" Maka diharamkan jasad mereka dari neraka. Sehingga banyak sekali manusia yang dikeluarkan dari siksa neraka, sedangkan api neraka telah melalap mereka sampai setengah kaki dan sampai ke kedua lutut mereka." (HR Muslim dari Abu Said Al Khudry).


Wallahu A'lam.

Posting Komentar

0 Komentar