oleh: Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog
Assoc Prof Universitas Paramadina/Rektor SWINS
Beberapa waktu lalu, Presiden PKS mengumumkan nama-nama pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS periode 2025–2030. Selain posisi Ketua Majelis Syura (KMS), Presiden, Sekretaris Jenderal, dan Bendahara umum, terdapat satu posisi strategis yang diumumkan: Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) yang kini diamanahkan kepada Pipin Sopian. Sebelumnya, Kang Pipin telah menjabat sebagai juru bicara dan staf khusus Presiden PKS pada periode 2020–2025. Posisi Kepala KSP adalah amanah penting yang akan banyak menentukan dinamika komunikasi politik dan strategi pemenangan PKS ke depan.
Saya pertama kali mengenal Kang Pipin ketika kami sama-sama menempuh pendidikan di Malaysia. Saat itu saya sedang menyelesaikan program doktoral di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), sementara Kang Pipin menjalani studi S2 di University of Malaya (UM), kampus terbaik di Malaysia dan satu almamater dengan tokoh-tokoh besar seperti Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Tun Dr. Mahathir Mohamad. Kang Pipin mengambil program studi Integrasi Regional, dan menyelesaikan studinya dengan tesis yang mengangkat isu geopolitik kawasan Asia Tenggara.
Jauh sebelum itu, Kang Pipin adalah sosok pemuda berprestasi asal Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Ia menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 dan SMAN 1 Purwakarta (SMANSA), dan semasa sekolah ia telah menunjukkan bakat kepemimpinan sebagai Ketua OSIS di kedua jenjang tersebut. Saat melanjutkan studi di FISIP Universitas Indonesia, jurusan Ilmu Politik (satu almamater dengan Presiden PKS Dr. Al Muzzammil Yusuf), Kang Pipin aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua BPM FISIP UI, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UI, dan bahkan dipercaya sebagai Koordinator Pusat Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) – jaringan nasional lembaga legislatif mahasiswa seluruh Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan S2 di Malaysia, Kang Pipin dikenalkan oleh salah satu dosennya kepada Bang Jamil (Dr. Al Muzzammil Yusuf), yang kemudian mengajak beliau bergabung sebagai Tenaga Ahli DPR RI. Padahal, saat itu ia sedang dalam proses pengangkatan sebagai pegawai tetap di Universitas Indonesia. Dari titik inilah, perjalanan Kang Pipin di dunia politik praktis semakin dalam dan konsisten. Di tengah perjalanannya, Kang Pipin dikenal sebagai “anak ideologis” dari Presiden PKS karena kedekatan pandangan politik dan nilai perjuangannya.
Sebelum terjun ke kancah Pemilu, Kang Pipin dipercaya menjadi Ketua Departemen Politik DPP PKS, sekaligus ditunjuk sebagai Juru Bicara PKS. Dalam kapasitas itu, Kang Pipin menjadi garda depan dalam menghadapi dinamika politik nasional. Ia pernah secara terbuka menantang Fahri Hamzah untuk mubahalah karena diduga telah melakukan kebohongan terhadap pimpinan PKS. Ini adalah sebuah sikap yang menunjukkan keberanian moral dan integritasnya dalam membela marwah partai.
Pada Pemilu 2019, Kang Pipin dipercaya menjadi Juru Bicara Nasional Pasangan Prabowo–Sandi. Selanjutnya, di Pemilu 2024, ia kembali tampil di panggung nasional sebagai Jubir Pasangan AMIN (Anies–Muhaimin). Di saat yang sama, Kang Pipin juga maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat VII (Purwakarta, Karawang, dan Bekasi). Meskipun bersaing langsung dengan Presiden PKS saat itu, Ustaz Ahmad Syaikhu, Kang Pipin berhasil meraih 55.781 suara, menjadikannya peraih suara terbanyak kedua dari Partai Keadilan Sejahtera di dapil tersebut.
Namun, menjelang pelantikan DPR RI, terjadi perubahan arah politik yang cukup mengejutkan. DPP PKS memutuskan untuk mencalonkan Ustaz Ahmad Syaikhu sebagai Calon Gubernur Jawa Barat. Secara logika politik, seharusnya Kang Pipin yang dilantik menjadi anggota DPR RI melalui mekanisme PAW. Namun, Syuro DPTP mengambil keputusan penting dan strategis: Kang Pipin diminta tetap maju dalam Pilkada Purwakarta sebagai calon Wakil Bupati berpasangan dengan Kang Yadi.
Meskipun secara rasional lebih menguntungkan untuk mengambil kursi DPR RI, Kang Pipin tunduk dan taat pada keputusan Syuro DPP PKS. Ia membuktikan loyalitas dan komitmen terhadap keputusan partai. Hasilnya, Kang Pipin tetap melaju dalam kontestasi Pilkada Purwakarta. Sayangnya, takdir berkata lain. Pasangan Kang Yadi dan Kang Pipin belum berhasil menang, berada di peringkat kedua dengan perolehan 193.211 suara. Namun bagi kami, inilah bukti nyata keberanian, pengorbanan, dan ketaatan seorang kader sejati terhadap keputusan pimpinan partai.
Kini, dalam struktur DPP PKS periode baru, Kang Pipin kembali diberi kepercayaan tinggi sebagai Kepala Kantor Staf Presiden PKS, bersama para kader muda lainnya seperti Mas Kholid yang menjadi sekjen. Insya Allah, dengan semangat dan kapasitas yang telah terbukti, Kang Pipin akan terus memberikan yang terbaik demi kemenangan dakwah dan kejayaan PKS di masa yang akan datang.
0 Komentar