Kepingin Cepat, Jadinya Boros



Oleh: Zico Alviandri 


*Sebuah Cerita Fiksi


Seorang lurah Wakanda memamerkan kuda barunya di tengah khalayak. 

 

"Pak Lurah, kudanya keren. Baru beli?" tanya orang-orang. 

 

"Iya doong. Ini kuda cepat, beli dari Cina. Jakarta-Bandung bisa ditempuh tidak sampai satu jam," jawab Pak Lurah. Jakarta dan Bandung ini adalah nama kota di negeri Wakanda yang mirip dengan nama kota di negara lain.

 

"Wah keren. Kemarin katanya mau beli dari Jepang. Gak jadi?" 

 

"Gak ah. Dari Cina aja. Lebih murah. Makanya kita beri nama KCJB, Kuda Cepat Jakarta Bandung." 

 

"Ayo dong suruh jalan kudanya." 

 

"Oke. Kita coba ya." 

 

Pak lurah kemudian melompat ke punggung kuda itu, tapi hewan tersebut tidak mau melangkah. Sekalipun ditarik tali kekangnya, ia hanya diam di tempat. 

 

"Aduh, ini kuda kenapa ya? Saya tanya penjualnya dulu," Pak Lurah panik. Ia turun dari kuda dan kemudian menelpon seseorang. Lalu jawaban dari seberang: "Kalau belum mau jalan, biasanya kudanya minta makan. Kasih rumput APBN aja." 

 

"Baik," jawab Pak Lurah. Ia segera mengumpulkan rumput berjenis APBN yang ada di halaman kantor kelurahan untuk diberikan kepada kuda. 

 

Terdengar celetukan seseorang, "Pak Lurah, katanya kuda ini gak akan dikasih makan rumput APBN. Kok ingkar janji?" Namun Pak Lurah tak menghiraukan. 

 

Si kuda makan dengan lahap. Setelah rumput habis, Pak Lurah kembali menaiki pungungnya dan memerintahkannya jalan. Namun kuda tak kunjung bergerak. Maka Pak Lurah menambah rumput APBN sebagai makanannya. 

 

Sampai sudah beberapa kali rumput tambahan, si kuda belum mau lari. Sementara badan hewan berkaki empat itu semakin gemuk. 

 

"Waaah, kudanya jadi sangat bengkak," ujar orang-orang. "Kalau gendut begini, apa masih bisa cepat? Masak gemukan kuda dari Pak Lurah sih?" 

 

"Tenang! Tenang! Sebentar lagi kuda ini jalan kok," jawab Pak Lurah meski tersirat nada keraguan.

 

"Kalau makannya banyak begitu, berapa tarif untuk memakai jasa kuda ini? Pasti sangat mahal," ucap yang lain. 

 

"Ini mah KCJB namanya. Kepengen Cepat, Jadinya Boros." 


"Betul. Kuda Culun Jadi Bengkak."

 

Lantas Pak Lurah pun kembali menelpon penjual kuda dan menerangkan bahwa rumput APBN sudah banyak dibabat. Ia tak mau lagi mencabuti sisanya.


Rupanya pihak penjual dari Cina itu malah menawarkan utang. "Tenang, gua kasih utangan rumput. Yang penting kuda lu bisa jalan. Percayalah sama gua!"


Pak lurah tak punya pilihan lain. Ia terlanjur membeli kuda tersebut. Maka ia pun bersedia menerima utangan dari negeri Cina.


Sementara itu kegaduhan tak kunjung berhenti. Demi menenangkan orang-orang, Pak Lurah bersabda, "Rakyatku, kuda ini saya jamin jalan sebentar lagi. Dia akan menempuh waktu hanya 40 menitan. Cepat kan? Tapi cuma sampai Padalarang." Padalarang di sini adalah nama daerah di Wakanda yang namanya memang mirip dengan tempat di negara lain.

 

"Yeee..." Terdengar nada kecewa dari orang-orang. Ada yang berkata, "Terus dari Padalarang ke Bandung, naek moda apa lagi? Kalo dari hitungan google sih bisa 30 menitan lho. Belum waktu untuk bongkar muat dan menunggu moda transportasi lain ke Bandung. Selisih waktunya bisa gak banyak dari pakai moda biasa, dan lebih merepotkan." 

 

"Begini saja," seorang berwajah teduh mulai mengangkat suara. "Karena kuda ini terlanjur memakan rumput APBN, maka saya usul diadakan Pansus Kuda Cepat! Ini penting untuk menyelidiki mengapa kuda ini tak kunjung jalan dan menghabiskan rumput yang sangat banyak. Sekaligus menyelidiki apakah ada korupsi pada pembelian dan pemberian makanan tambahan untuk kuda ini. KCJB, yang Ketahuan Curang, Jebloskan ke Bui." 

 

Gagasan itu terdengar brilian dan masuk akal. Orang-orang pun berteriak, "Setuju... Setuju..."

 

Pak Lurah ketar-ketir. Ia pergi menjauh  dan berencana mengeluarkan jurus KCJB, Kerahkan Cuitan Jasa Buzzer.


Begitulah, tak terasa Kelurahan Wakanda pun mengalami KCJB. Ketipu Cina Jadinya Berutang.


 

Posting Komentar

0 Komentar