Isoman (isolasi mandiri) karena terpapar virus covid-19 di Jepang sungguh menyulitkan. Keluar rumah untuk membeli kebutuhan makanan saja tidak dibolehkan. Setiap hari akan dipantau oleh pihak pemerintah kota lewat video call untuk memastikan keberadaannya di rumah. Isoman di hotel juga sama repotnya, sekalipun mungkin disediakan makanan dari hotel, belum tentu bisa makanannya halal. Kondisi inilah yang membuat PIP-PKS Jepang tergerak untuk membantu meringankan para penderita yang terpaksa harus isoman selama minimal 14 hari .
Di bulan Agustus lalu, cukup banyak WNI yang terpapar virus ini di daerah-daerah terdampak, seperti di Yokohama, Osaka, Kyoto, Okayama, Hyogo, dan Shizuoka. Ada seseorang di Osaka yang ketika isoman positif covid-19, tiba-tiba mengalami demam suatu malam, padahal tidak mempunyai termometer untuk memantau suhu badan. Satgas PIP-PKS pada pukul 4 pagi dini hari langsung ke lokasi sambil membawa termometer, makanan ringan, ikan tuna kaleng, nasi, madu, vitamin, kurma, minuman pocari sweat dan obat penurun panas acetoaminophen (sejenis paracetamol atau panadol kalau di Indonesia).
Alhamdulillah, perjalanan ke lokasi dengan mobil selama satu jam tidak menyurutkan semangatnya untuk berbagi. Tidak hanya itu, setiap hari berikutnya dikirimkan paket makanan katering, karena penyakit ini khan belum ada obatnya kecuali dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan makanan bergizi. Pokoknya, yang dipikirkan ialah bagaimana penderita tetap bisa makan di tengah kondisi sakit. Mau lidah sudah tidak bisa merasakan apa-apa atau nafsu makan kurang karena panas dan demam, tetapi asupan makanan ke tubuh ini tetap harus ada meski dipaksakan, begitu pikirnya. Makanya, walau dengan budget dana pas-pasan, dalam paket isoman ini ditambahkan roti kue spesial enak dan halal yang jarang pernah ada di toko-toko biasa di Jepang. Tujuannya agar para isoman-ers ini bisa tertarik untuk tetap makan.
Kalau di daerah Yokohama lebih spesial, satgas PIP-PKS bisa bekerjasama dengan ibu-ibu keluarga Indonesia di sana sehingga bisa membuatkan makanan rasa Indonesia secara bergiliran untuk dikirim kepada keluarga yang harus isoman.
Meskipun di bulan September ini jumlah orang yang terkena virus ini di Jepang sudah mulai menurun dibanding bulan lalu pada saat mengalami peak paling tinggi selama pandemi ini, namun di beberapa daerah masih diberlakukan emergency state. Kita berharap bahwa semua yang masih sakit segera disehatkan kembali, dan mudah-mudahan pandemi yang membuat Perdana Menteri Jepang kapok dipilih lagi ini, bisa segera berakhir. Salam sehat ! - (ditulis oleh: Hamdan Syifa)
0 Komentar