Apa yang Engkau Cari Buya?



Oleh Asral Yuwandi (Sopir Gubernur Sumbar)


Alhamdulillah sudah 25 tahun sudah saya mengenal beliau, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri beliau.


Awal pertemuan saya dengan beliau, saya masih ingat ketika itu ada kegiatan pelatihan (daurah) di daerah Pauh, tepatnya di BLK (Balai Latihan Kerja) Propinsi Sumatera Barat.


Setelah beberapa hari mengikuti pelatihan, saya pun ditawari pulang bersama oleh beliau. Kebetulan jalan yang akan beliau lalui pulang melewati tempat saya tinggal bersama istri yakni daerah Gunung Pangilun.


Saya pun berbahagia dan berbangga hati dapat pulang bersama ustadz yang sudah dikenal oleh masyarakat Sumatera Barat. Tanpa pikir panjang saya pun menaiki kendaraan yang beliau miliki waktu itu, yakni Toyota Kijang. Kami di Sumbar menyebutnya Kijang Petak atau Kijang Camat. Warna mobil itu biru.


Maksudnya jenis kijang yang dipakai oleh kebanyakan camat waktu itu, bukan mobil plat merah atau mobil dinas Pak Camat, tapi jenisnya disebut orang kijang pak Camat.


Singkat cerita duduk lah saya dengan manis diatas mobil beliau ini menuju rumah saya di komplek PMI Gunung Pangilun. Maksudnya PMI (Pondok Mertua Indah) bukan komplek perumahan seperti biasanya alias masih numpang sama mertua, hehehe.




Selain beliau ada satu orang ustadz lagi, nama nya ustadz Marfendi Maad yang sekarang menjadi Wakil Walikota Bukittinggi. Waktu itu pak Wawako masih menumpang mobil beliau karena Ustadz Marfendi belum punya mobil. Apalagi mobil dinas yang harganya sampai miliaran. Ustadz Marfendi hanya bisa menumpang kijang camat tadi.


Setelah duduk diatas mobil beliau, ternyata mobil kijang beliau ini tidak ada bangku ditengahnya selain bangku paling belakang dan dua buah bangku di depan, yakni bangku sopir dan bangku sebelahnya.


Karena bangku yang ada tersisa hanya bangku rei paling belakang, jadilah saya duduk di bangku belakang tersebut.


Mobil berjalan perlahan dari BLK Pauh menuju daerah Ampang terus nantinya ke Gunung Pangilun. Sesampainya di daerah Ampang, jalan yang dilalui tidaklah seperti jalan Ampang yang seperti sekarang, yang telah diubah oleh beliau sewaktu menjadi Walikota. 


Jalan Ampang masih sempit, hanya dapat berselisih dengan satu mobil lainnya. Mobil berjalan pelan dan kencang memasuki daerah Ampang, sambil berbincang kami sekali-sekali tertawa di dalam mobil. Hingga tiba suatu saat mobil yang agak kencang yang dikemudikan beliau tersebut tiba-tiba mengerem mendadak. Walau ban nya tidak berdecit seperti ketika Pajero Sport zaman sekarang di rem, namun cukup membuat saya yang duduk di bangku belakang 'terbang' ke depan, karena tidak ada bangku penahan di depan saya. Maka, 

Gubraakk...! saya pun tersungkur ke depan.


"Ndeeh ustdaz, kok mode ko amuah tibo ambo dilua dari kaco muko ko mah," ucap saya kepada beliau yang sedang asyik menginjak gas mobil kembali setelah mengerem mendadak tadi. 


"Beliau manginjak gas jo rem ko,jo tumik mah," ungkap Ustadz Marfendi kepada saya yang sudah duduk kembali diiringi tawa dari bangku depan. 


Setelah tak kurang lebih dari tiga kali tersungkur di mobil kijang camat karena beliau rem mendadak tersebut, saya pun sampai di rumah dengan membawa oleh-oleh cerita kepada istri. Tersungkur diatas mobil, hahaha. 


Setelah sekian lama bertemu beliau sesekali, akhirnya pada tahun 2003 saya intens bertemu beliau kembali. Perjalanan waktu pada awal 2009 beliau dilantik jadi wakil walikota, beliau mengajak saya untuk bergabung membantu di Pemkot Padang. "Baa ka Padang wak, gabuang basamo," saya pun menjawab, "ndak usah lah ustadz bia ambo di propinsi(DPW) ko sajo," jawab saya ketika itu. 


"Oo baitu, yo lah,"  jawab beliau singkat di Gedung DPRD Propinsi Sumbar waktu itu, saat saya diminta menemui beliau disana.


Sekitar bulan Juni atau Juli 2019, saat beliau menjadi Wawako Padang, saya dapat telpon dari sekretaris pribadi beliau waktu itu, Ustadz Editiawarman, "Pak, bisa bantu beliau agak sabulan?karena sopir beliau sadang sakit kecelakaan, kakinyo patah," demikian pemberitahuan sekretaris pribadi beliau minta bantuan saya karena sopirnya tidak bisa bertugas menyopiri beliau.


Saya pun berpikir sudah dua kali beliau minta saya untuk membantu, dulu ketika awal pelantikan sekarang melalui sespri beliau. Aah nggak  apalah saya bantu, toh cuma sebulan, ujar saya membatin ketika mendengar permintaan sespri wawako tersebut.

 

Namun ternyata waktu sebulan yang disampaikan oleh sespri ternyata berlanjut sampai beliau selesai di Kota Padang. 


Saya membantu beliau di Pemko Padang dari tahun 2009 sampai 2020. Banyak hal yang saya jalani bersama beliau, salah satu yang menarik, saat periode pertama beliau jadi Walikota berpasangan dengan Emzalmi.


Waktu itu pengadaan kendaraan dinas lapangan yang baru, cuma bisa satu buah, yakni mobil  fortuner  sementara yang dipakai sebelumnya mobnas fortuner Walikota yang lama. Menariknya bukan karena mobil baru nya satu, tapi keputusan yang beliau berikan saat itu.


"Antarkan mobil dinas yang baru ini ke Jakarta untuk mobilitas disana, biar yang lama saya pakai di sini, karena kalau mobil baru di sini (Padang)tentu yang bisa memakai hanya saya,tapi kalau di Jakarta bisa saya dan pak wakil memakai," demikian perintah beliau pada Kabag Umum agar membawa mobnas tersebut ke Jakarta, sebagai mobil operasional Wako dan Wawako Padang di Jakarta.


Dalam penggunaan mobnas baru tersebut di Jakarta tidak jarang saya dengar beliau harus mengalah karena fortuner dipakai oleh yang lainnya pada saat bersamaan, sehingga beliau harus mengalah pakai mobil Innova sewaan. 


Pada masa beliau jadi Walikota Padang periode pertama itu juga, beliau memerintahkan sopir untuk mengantar anak-anak sekolah pulang ke rumah karena mobil angkot mogok massal.


Mobil dinas fortuner Walikota yang beliau pakai itulah yang mengantar anak-anak pulang sekolah waktu itu. Berebutlah mereka naik mobil dinas Fortuner tersebut kapan lagi naik mobil Walikota.


Periode kedua jadi Walikota,beliau meminta bagian umum untuk mengadakan mobnas yang sesuai anggaran  yakni mobnas pajero untuk mobil lapangan. Namun setelah menunggu beberapa lama ternyata pengadaan mobnas Pajero tidak bisa. Katanya tidak keluar si E-katalog yang menjadi acuan untuk pengadaan mobnas Walikota


Setelah menunggu terlalu lama akhirnya beliau mengalah untuk pengadaan mobnas kembali pada merk Toyota Fortuner, seperti pengadaan mobnas Walikota periode pertama dulu lagi..


Perjalanan waktu beliau mengabdi pada masyarakat, yakni;


1. Wakil Ketua DPRD Propinsi sumatera Barat..


Kemudian  3 periode di Kota padang,


2. satu periode(5 tahun) sebagai Wawako


3. Dua periode (7 tahun) sebagai walikota, setahu saya beliau dapat mobil lelang satu buah, yakni salah satu mobnas Fortuner ketika beliau menjadi Walikota Padang


Sehingga dengan jumlah anak sembilan orang beliau cuma punya 2 mobil pribadi


1. Mobil yang beliau beli secara angsuran Toyota Innova tahun 2012


2. Mobil Toyota Fortuner lelang mobnas BA 1 A


Itu lah mobil pribadi yg beliau miliki, untuk anak beliau selain menggunakan secara bergantian, dibantu oleh mobnas yang diperuntukan untuk rumah tangga baik ketika menjadi Walikota maupun gubernur...yaa mobil URT (Urusan rumah Tangga) tersebut untuk mengantar ke sekolah juga untuk ke pasar membeli sayur


Alhamdulillah setelah beliau pindah ke propinsi menjadi orang nomor satu di propinsi ini, Allah masih  memberi amanah saya untuk 'mengantar' beliau menuju pelosok pelosok daerah sumatera Barat yang luas ini.

Masih tetap dengan gaya sederhana dan apa adanya, termasuk dalam memilih mobnas


Tidak ada yang berubah, salah satunya adalah  keinginan beliau untuk memiliki mobnas yang mumpuni

untuk menunjang kinerja beliau yang selalu memiliki jadwal penuh dari subuh hari ke subuh hari berikutnya..


Tidak jarang orang bertanya...'apo makan beliau tu pak?indak ado paneknyo doh...pagi di Padang, jam 10:00 di Bukittinggi, beko jam 13:00 di Pasaman, jam 17:00 lah di padang lo liak'....ujar orang orang yang menanyakan makanan beliau sehingga  memiliki fisik prima seperti itu dalam menjalani aktifitas yang sangat sibuk tersebut


Pada awal beliau menjabat sebagai gubernur , untuk mobnas ada yang menawarkan untuk membeli Toyota Landcruiser...namun karena banyak masukan akhirnya pembelian mobnas Landcruiser tidak jadi, karena mobil tersebut adalah mobil kelas menengah keatas..dan itu tidak sesuai dengan gaya beliau yang sederhana


Sambil menunggu pengadaan mobil baru, beliau memakai mobnas Gubernur sebelumnya, yakni fortuner


Saat awal memakai mobnas fortuner  BA 1 tersebut blong remnya di daerah sitinjau lauik,mungkin karena jam terbang yang tinggi serta kecepatan mencapai 170 km/jam saat mengaspal di Sumatera Barat

Beberapa waktu setelah rem pertama blong, blong lagi remnya untuk kedua kali di daerah silaiang kariang...mulai dari silaiang sampai Malibou Anai baru remnya ada kembali dengan kondisi rem kocok

Saat menuju sumpur kudus Kabupaten Tanah Datar setelah beberapa waktu rem kedua blong, remnya blong kembali  padahal perbaikan dilakukan di bengkel resmi Toyota..dan itu terjadi pada rentang waktu 1 bulan


Akhirnya diputuskan untuk meminjam mobnas salah satu kepala dinas di Propinsi


Lebih kurang 3 bulan menggunakan mobnas pinjaman salah satu Kadis tersebut akhirnya keluar juga mobnas untuk Gubernur pilihan rakyat ini..

Mobnas tersebut biasa saja untuk masyarakat Sumbar saat ini,apalagi digunakan untuk mobilitas kegiatan Gubernur untuk rakyat Sumbar .Namanya pajero


Namun perjalanan beliau yang ditemani Pajero selama kurang lebih 2 bulan ini nampaknyo harus terhenti, karena ada 'pihak' yang lebih membutuhkan Pajero tersebut...sekali lagi beliau harus mengalah untuk ditemani Pajero menemui masyarakat Sumbar di pelosok pelosok negeri


Belia sadar bahwa beliau telah menyatakan sepenuhnya telah mewakafkan diri dan keluarganya untuk rakyat yang dicintai nya...bukan untuk kesenangan dan kenyamanan beliau..


Semoga Allah meridhoi beliau...yaah beliau...Gubernur sumatera Barat...Mahyeldi Ansharullah...barakallahu fik buya

Posting Komentar

0 Komentar