Pareto Lagi


Kami sudah beberapa kali menyampaikan di forum tentang asyiknya Hukum Pareto. Baik itu untuk di bisnis, keluarga maupun di Ibadah. Setelah baca salah satu buku yang membahas itu, melihat masalah dan pekerjaan jadi lebih asyik serta enteng.

Hukum Pareto dicetuskan oleh Joseph M. Juran, bapak manajemen kualitas dunia pada setengah abad yang lalu. Beliau membaca penelitian dari seorang ekonom Italia yang bernama Vilvredo Pareto. Penelitiannya 1 abad yang lalu, tetapi ada yang menarik dari penelitian itu.

Penelitian itu mengungkapkan adanya hubungan 80/20. Yaitu, 80% panen kacang polong di Italia dihasilkan oleh 20% lahan kacang polong. Dan juga 80% tanah dikuasai oleh 20% warga Italia saat itu.

Joseph M. Juran, lalu menyimpulkan bahwa 80% hasil yang diperoleh didapat dari 20% aksi yang dilakukan. Dan itu berlaku di berbagai elemen kehidupan.

Sedangkan menurut Richard Koch, penulis Living The 80/20 Way, Hukum Pareto di dunia ini tidak harus selalu 80/20. Bisa jadi 50/10, 70/20, 60/15 dan lain-lain. Pada intinya dari keseluruhan aksi, ada satu atau beberapa yang sangat berdampak berkali-kali lipat pada hasil.

Kesimpulan Saya

Kami simpulkan bahwa untuk mendapat lebih banyak, tidak harus bekerja lebih banyak. Namun, Anda bisa mendapatkan lebih banyak dengan bekerja lebih sedikit. Dunia ini tidak bekerja dengan dibagi sama rata.

Bekerja dengan sibuk dan bekerja dengan produktif adalah dua hal yang berbeda. Terlihat sibuk itu bagi orang lain mungkin terlihat keren. Namun bekerja produktif itu pasti efektif dan efisien mencapai hasil.

Bukan berarti melambat itu akan menghasilkan lebih lambat. Bahkan melambat, tetapi menjadi lebih cepat itu memungkinkan terjadi. Mengorbankan sedikit, tetapi mendapatkan yang lebih banyak.

Awalnya kami termasuk yang tidak tahu cara untuk mengaplikasikan Hukum Pareto ini. Richard Koch, melalui bukunya, menyarankan untuk mengurangi dan melambat agar mendapat lebih banyak dan lebih cepat. Caranya dengan berpikirlah lebih keras untuk menemukan cara-cara yang lebih efektif.

Kata kuncinya adalah gunakan Pikiran atau Akal Anda. Luangkan waktu diri kita untuk memikirkan caranya. Melambatlah sedikit untuk memberi ruang kepada diri untuk menemukan idenya. Serta cobalah berpikiran lebih terbuka.

Bagaimana Aplikasinya di Bisnis?

Ada banyak kok. Ini beberapa contohnya.

1. Dari 80% omset bisnis Anda, didapat dari 20% reseller Anda.
Maka Anda bisa:
- Mendapatkan 160% omset dengan cara membantu 20% reseller berkontribusi 2 kali lipat.
- Mendapatkan 400% omset dengan cara mengajarkan kepada 80% reseller apa yang sudah dilakukan oleh 20% reseller

2. Dari 80% omset bisnis Anda, didapat dari 20% produk/ jasa.
Maka Anda bisa:
- Mencegah dead stock dengan mengurangi 80% produk dan memperbanyak persediaan 20% produk.
- Menggencarkan pemasaran 20% produk dua kali lipat untuk mendapatkan omset 160%.
- Mengurangi HPP 20% produk/ jasa tersebut untuk mendapatkan profit lebih banyak.

3. Dari 80% biaya, didapat dari 20% struktur biaya.
Maka Anda bisa:
- menekan biaya dengan menghemat 20% struktur biaya
- meningkatkan efektifitas 20% struktur biaya kemudian melakukan efisiensi pada 80% sisanya.
- merampingkan model bisnis Anda agar fokus pada inti (core) bisnis Anda.

4. Dari 80% masalah kualitas produk/ jasa, disebabkan oleh 20% sumber penyebabnya.
Maka fokus untuk mencegah atau menyelesaikan 20% sumber penyebabnya kemudian baru 80%-nya.

Selain diterapkan di teknis bisnis, ternyata Pareto-nya Bisnis adalah tentang Manusia. Penggerak perusahaan adalah manusia dan yang dilayani juga manusia. Maka pendekatan paling efektif adalah dengan LEADERSHIP.

Pengusaha pemula lebih cepat bertumbuh jika mempunyai mentor bisnis yang baik. Serta Leadership lebih mudah dipelajari ketika Anda menjadi mentor. Dan mentor terbaik adalah tim Anda.


Hasnil Afrizal Muttaqien

Posting Komentar

0 Komentar