Tolak Investasi Industri Perusak Akal Sehat!




Tanpa miras saja sudah ada buzzer yang "menutup akal" dengan pemujaan kelewat batas dan caci maki. Bila investor minuman memabukkan diundang ke negeri ini, lalu cairan terkutuk itu diperbolehkan untuk diperjualbelikan di tengah masyarakat, makin parahlah kerusakan pikiran rakyat Indonesia.


Rachmad Gobel saat masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan mempelopori larangan peredaran minuman beralkohol di minimarket. Aturan ini bagus sekali supaya racun itu tak mudah digapai oleh masyarakat, apalagi anak muda. Masih berlaku hingga sekarang karena manfaatnya terasa. Namun bila investor miras diperbolehkan membuka usaha di negeri ini, maka aturan itu terancam dicabut. Kalau mereka bikin produk hanya untuk diekspor, biayanya akan membuat harga barang itu kalah bersaing di pasaran negara lain. Buat apa? Kecuali bila boleh dijual di dalam negeri.


Mobil listrik Tesla tak dapat. Banting setir ke produsen minuman kesukaan setan. Bukannya malah introspeksi mengapa investor bergengsi tak mau menanam uang di sini. Indeks persepsi korupsi yang makin memburuk kah? Atau indeks demokrasi yang makin tenggelam?


Tanpa miras saja negara ini menyedihkan caranya membangun manusia berakal sehat. Apa kabar kesejahteraan guru? Masih ingat Hervina, guru honorer yang dipecat karena mengunggah besaran gaji Rp 700.000 di media sosial? Terbayang seperti apa keberpihakan negeri ini kepada pendidikan?


Tanpa miras saja akhlak masyarakat dipeloroti. SKB 3 menteri melarang sekolah mewajibkan jilbab bagi siswi muslimah. Padahal sekolah boleh mewajibkan topi, sepatu hitam, seragam, dll. Lalu bagaimana lagi bila investor khamr diundang berproduksi dan dilanjutkan dengan membolehkan produknya dijual di berbagai tempat sehingga mudah dibeli oleh pelajar?


Seketika setelah Presiden berencana mengizinkan investasi miras di Indonesia, sebuah tragedi memberi pelajaran hebat tentang keputusan itu. Ketika melayang nyawa seorang tentara yang merupakan bagian dari penjaga kedaulatan negara oleh seorang pemabuk yang akalnya tengah tertutup. Harusnya kejadian ini membuat pemerintah tersadar.


Tanpa miras, masyarakat sudah terbelah. Gampang terpantik permusuhan. Microsoft mendaulat netizen negara ini sebagai yang paling tidak sopan.


Tanpa miras, akal sehat rakyat tertutup oleh kemiskinan, sehingga mereka mau menerima money politics dan memilih koruptor sebagai kepala daerah.


Tanpa miras, banyak masyarakat menjadi miskin karena kesalahan menempatkan prioritas dalam membelanjakan nafkahnya. Penghasilan pas-pasan, tapi barang yang tak bermanfaat dibeli. Maaf, saya mengambil contoh rokok. Atau hal-hal yang sekedar menumbuhkan gengsi. Akal sehatnya tak disertakan untuk bijak berpengeluaran. Bila investor miras berduyun-duyun hadir membanjiri negara ini dengan produk mereka, bisa dibayangkan masyarakat akan kecanduan dan boros untuk membeli racun yang membahayakan tubuh mereka sendiri.


Tak habis thinking mengapa Presiden mengundang pemilik uang untuk menumbuhkan industri produk yang menutup akal sehat? Wahai Wakil Presiden, ulama sekaligus umara; wahai Habib yang diangkat sebagai Wantimpres, wahai yang diamanahkan menjaga Pancasila di lembaga bernama BPIP, bersuaralah. Apakah kalian setuju?


Zico Alviandri

Posting Komentar

0 Komentar