Resiko Pekerjaan Kotor

Foto: pixabay


Disetiap zaman, ada sebagian orang yang senang melakukan pekerjaan kotor untuk pihak-pihak yang sedang berkuasa. Mereka merasa gagah karena bisa bertindak diatas hukum, kebal dari jerat hukum, ada orang kuat yang melindungi, dan lain-lain. Mereka juga full fasilitas dan full akses.


Tapi kalau melihat fakta-fakta sejarah, sebenarnya melakukan pekerjaan kotor bagi yang sedang berkuasa memiliki resiko yang sangat berat. Baik saat penguasa yang didukungnya masih berdiri kuat, terlebih saat sudah tumbang. Diantaranya: 


Pertama, Menjadi Ikon Kebusukan


Mereka yang melakukan pekerjaan kotorlah yang akan menjadi ikon kebusukan dimata publik. Karena bagaimanapun, pihak-pihak yang dibela umumnya pasti ingin tampil atau diimejkan sebagai orang baik. Ikon kebusukan biasanya akan menjadi beban, baik ke keluarganya hingga ke organisasi tempatnya bernaung.


Kedua, Resiko Penyangkalan


Resiko dari operasi-operasi kotor, apalagi jika tingkat kepentingannya tinggi adalah adanya penyangkalan. Penyangkalan atas operasinya, pendanaannya, personalnya, dan lain-lain. Kalau sampai ketangkap, semua resikonya akan ditanggung sendiri. Hanya sedikit sekali yang diakui dan dibela secara resmi, sebagaimana operasi ganyang Malaysia yang dilakukan oleh Usman - Harun zaman orde lama. 


Ketiga, Resiko Penghilangan Jejak


Siapapun orangnya, pasti ingin dikenali sebagai orang baik. Jejak-jejak kejahatan yang dimilikinya, umumnya akan disembunyikan rapat-rapat. Karena itu, sering sekali ada operasi penghapusan jejak (istilah orba "diamankan"), bagi orang-orang yang mengetahui jejak kelam para penguasa. Baik dari lawan politik maupun kawan sekubu. Bahkan pada akhirnya, tidak jarang eksekutornya juga akan dieksekusi, agar jejak benar-benar terhapus.


Hal-hal seperti ini baru  di dunia. Belum lagi nanti di akhirat, nggak usah tanya bagaimana situasi yang akan dihadapinya. 


Karena itu, janganlah mudah bagi kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor. Baik dalam urusan politik, tender proyek, pengadilan, dan lain-lain. Kesudahannya, pasti tidak baik.



Cilacap, 3 Februari 2021

Eko Jun

Posting Komentar

0 Komentar