Kisah Heroik dan Mengharukan Para Saksi dan Kader PKS V.2.0


Penghitungan suara pada pemilihan umum tanggal 17 April 2019 belum selesai. Namun ini menyisakan kisah-kisah heroik dari para saksi Partai Keadilan Sosial (PKS) yang sangat mengharukan.

Mereka ditugaskan untuk mengawal suara PKS sampai benar-benar mendapatkan formulir model C-1 Plano. Formulir model ini merupakan catatan hasil penghitungan suara.

Para saksi PKS ini mulai bekerja dari pukul 07.00 sampai tengah malam, dini hari, bahkan sampai menjumpai pagi kembali. Beberapa kisahnya dihimpun di sini.

Dari akun Twitter @gatse8 menceritakan saksi PKS bernama Mujahidin—dan menurut @gatse dia pantas disematkan dengan nama itu, hingga pukul 07.15 tanggal 18 April 2019 masih berjihad dengan menghitung suara. Ini disebabkan adanya pengulangan penghitungan suara.

Ustad Ishak di Palangkaraya menceritakan tentang perempuan Saksi PKS yang tidak bergerak selama belum mendapatkan C-1 padahal ia sedang hamil dan waktu sudah pukul 03.50. Ketika akan ada yang menggantikannya untuk beristirahat ia tidak mau. Ketika ada yang membisikkan kepada ibu itu, bahwa kader PKS akan bahu-membahu membiayai persalinannya, ia tersungkur dan berkata terima kasih.

Militansi kader dan saksi PKS memang sudah terkenal sejak lama. Para kader PKS yang tidak bertugas untuk menjadi saksi saling bergotong-royong untuk menyediakan logistic buat para saksi. Para kader menyuplai banyak makanan kepada para saksi agar mereka fokus untuk mengawal suara.

Nah, karena keseringan datang sambil membawa logistik makanan itu, panitia KPPS di salah satu TPS di Jawa Barat protes,“Tong ngirimina wae konsumsi, saksi nu lair karunya.” Panitia KPPS itu bilang agar Kader PKS jangan sering-sering mengirimkan konsumsi, karena kasihan saksi dari parta lainnya. Ya, saksi partai lain tidak mendapatkan layanan logistic seperti itu dari partai yang menugaskan mereka.

Hal itu dibenarkan oleh Rojali, salah satu saksi di Bojonggede. “Iya Pak. Saya mau makan aja gak enak sekarang. Paling dibawa pulang ini,” kata Rojali.

Semua KPPS di salah satu RW di Bojonggede bahkan sampai bingung kepada para saksi PKS. Kata mereka, “Kok mau-maunya nungguin sampai selesai. Sudah pagi begini.”  Ada yang tidak mereka ketahui bahwa di dalam kepala para saksi PKS ini sudah terpatri bahwa apa yang dilakukan adalah bagian dari jihad.

Salah satu kader di Pabuaran, Bojonggede bahkan menceritakan tentang kisah anaknya yang ditugaskan untuk menjadi saksi PKS. Anaknya dari generasi milenial ini sampai jam 02.00 pagi belum juga pulang. Ia sedang menunggu rekapan dan form C1 yang belum juga kelar dibuat.

Ia diminta memfoto formulir itu, namun tidak disanggupinya karena kamera dari Hpnya yang rusak membuat semua fotonya blur. Baru kemudian pada pukul 04.00 pagi, anaknya pulang. Sang ayah itu bilang, “Terima kasih telah mengawal suara PKS.” Sang ayah kemudian menyerahkan hp BARU untuk sang anak yang memang telah dipersiapkannya.

Pemilu 2019 ini juga menjadi sejarah buat PKS. Mereka mengirimkan para saksi yang kebanyakan perempun dan dari generasi milenial. Salah satu kader PKS menceritakan tentang perjuangan salah satu pemudi yang menjadi saksi PKS.

Sampai pukul 03.00 pagi pemudi ini belum juga pulang ke rumah sampai didatangi oleh bapaknya. Para kader PKS sudah khawatir dulu kalau ayah sang gadis ini akanprotes kepada para kader yang menunggui TPS dan menyuruh saksi untuk pulang. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Sang bapak malah berpesan agar anaknya terus mengawal suara PKS dan ia akan menunggui anak gadisnya sampai selesai bertugas. Allahuakbar!!!

Banyak sekali cerita dari para saksi ini namun belum bisa dituliskan di sini. Insya Allah ini adalah jalan kemenangan yang nyata.

Abah Maul

Posting Komentar

0 Komentar