Sisi Lain Janji Politik PKS



Janji dalam politik itu ibarat suami istri. Tidak ada istri tanpa suami, begitu pula sebaliknya. Atau bisa juga seperti dua sisi mata uang. Tak terpisahkan.

Jika ada politisi atau partai tak pernah mengungkapkan janji, bisa dipastikan dia tak memiliki visi dan misi serta agenda kerja jika kelak terpilih. Karena ketiganya pada sejatinya adalah janji itu sendiri.

Yang jadi persoalan sekarang, kita sudah trauma dengan janji-janji partai dan elit politik karena ada di antara mereka yang tak menepati janjinya. Begitu mudah lisan mengucap janji, begitu mudah pula mengingkarinya.

Janji politik akhirnya dianggap hanya pemanis bibir. Gincu penggoda. Gimmick untuk meraih suara. Dan publik pun jadi antipati dengan janji yang diberikan.

PKS kena getahnya. Janji politik partai dakwah yang akan menghapus pajak kendaraan roda dua dan memberlakukan SIM seumur hidup jika menang pemilu, dianggap palsu. Hanya pencitraan. Omong kosong.

Padahal, jika dianalisis berdasarkan SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant and Timely), janji politik PKS rasional, terukur dan dapat diraih. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh George T. Doran pada tahun 1981 dalam Majalah Management Review edisi November 1981. Alat ini dapat membantu kita untuk melihat dan menilai adanya fokus yang jelas terhadap apa yang akan dicapai.

Tanpa diukur dengan metode SMART pun, janji politik PKS sudah pada posisi yang tepat. Mengapa? Karena di berbagai negara, pemberlakuan SIM seumur hidup dan penghapusan pajak roda dua sudah dilakukan. Bahkan, pada 2016, Indonesian Police Watch (IPW) merekomendasikan hal serupa.

Dari kacamata saya, janji politik PKS ini membuka kotak pandora. Mulai dari sistem pembuatan SIM yang dianggap masih belum bersih, pengelolaan dan penggunaan pajak yang dinilai belum optimal, hingga keberpihakan pemerintah yang belum maksimal kepada rakyat kecil.

Lebih dari itu, janji politik PKS ini terasa menyegarkan ditengah sumpeknya politik hari ini yang disesaki dengan hoax, diksi-diksi tak mendidik semacam sontoloyo, genderuwo, budeg, tuli dan tabok.

Wallahua'lam Bishshowab

Erwyn Kurniawan
Presiden Reli

Posting Komentar

0 Komentar