"Aku Masih di Sini, di UPA PKS"



oleh: Endang New


Berawal dari rasa sungkan menolak ajakan seorang sahabat. Kupaksakan kaki melangkah mengikutinya hadir di pembinaan remaja berbasis agama. Sebuah komunitas yang tak kusangka akan mengantarkanku bertemu hidayah-Nya.


Aku duduk diam, sesekali memperhatikan wajah lugu penuh antusias yang berada di samping kiri dan kanan. Sedang hatiku sibuk berhipotesis; hipnotis tipe apa yang digunakan? Hingga panca indra semua orang, terfokus pada wajah ayu berjilbab lebar yang kini terlihat serius menerangkan. Materi iman, ibadah, dan muamalah  di hadapan.


Aku tersipu, saat satu pertanyaan menyentak lamunan. Yang sayangnya tak dapat kujawab dengan tepat, tetapi malah mengantarkanku pada satu kesimpulan; betapa pemahaman agamaku berada di level krusial. 


Namun, lagi-lagi 

Senyum pengertian serta sapaan hangat mengikis malu yang sempat hinggap, hingga canggung perlahan menghilang. Berganti nyaman yang tak mampu kutolak. 


Aku tak bisa berkata, hati tertambat di pertemuan pertama, hingga hadirkan rindu yang ingin kutuntaskan tiap akhir pekan. Sebab ada kalanya, semangat menuntut ilmu serupa diagram batang. Kadang di atas, terkadang di bawah. Tergantung mood-nya iman, tetapi tetap saja siapa yang menyangka jika kebersamaan ini akan bertahan hingga sekarang. 


Walau personil tak lagi dengan anggota yang sama, serta usia yang tak lagi muda. Walau guru berganti sesuai takdir-Nya. Aku tetap memilih berada di sini dalam wadah ukhuwah islamiah. Memberi kontribusi sesuai kemampuan, beramar ma'ruf nahi mungkar, saling ta'awun, dan saling menguatkan dalam keistiqomahan.


Ya ..., aku memilih 'tuk tetap menetap di sini--di Unit Pembinaan Anggota (UPA) PKS. Seperti perkataan seorang guru yang sering ku panggil dengan sebutan Sang Murobbi, "Lebih baik dipaksa-paksa menuju surga daripada masuk neraka secara suka rela."



Bontang, 22 April 2024


#story telling 

#UPA_PKS

# Milad_PKS

Posting Komentar

0 Komentar