Memuhasabahi Cibiran Khalayak Atas Kesalahan Seorang Da'i

PKSFoto/ind3nisha


Seorang selebriti ditimpa gosip. Berhembus kabar tentang perselingkuhannya. Menjadi lebih panas dari biasanya karena artis tersebut pelantun lagu-lagu Islami.


Maka tak hanya karyanya, jilbab yang ia kenakan pun menjadi ajang cibiran masyarakat. "Udah pake jilbab kok begitu? Lepasin aja jilbabnya." "Tuh kan, jilbab gak menjamin perilaku orang. Mendingan gak berjilbab tapi kelakuannya baik." Macam-macam suara sumbang masyarakat.


"Nyanyi lagu rohani, tapi kelakuan roh halus," begitu celetukan yang sedang tren.


Sebagai seorang da'i, apakah kita akan menjawab, "Jangan salahkan jilbabnya doong... Itu kan oknum"?Memang, penilaian masyarakat seperti di atas itu salah. Tapi ada hal yang harus kita pahami.


Yaitu tentang hausnya masyarakat terhadap figur yang menjadi teladan. Ketika ada seorang yang telah berpenampilan islami, diharapkan perilakunya juga bisa menjadi contoh. Sehingga sempurnalah model untuk dijadikan panutan.


Kita bisa bercermin atas kasus selebriti yang gosipnya berhembus kencang. Bahwa seorang da'i akan diamati oleh masyarakat, diam-diam maupun terang-terangan. Ketika seorang da'i tersibak aibnya, maka menyeruaklah kekecewaan. Diperparah lagi hasutan dari pihak yang selama ini terganggu dengan seruan-seruannya.


Sebelum menuduh ada yang tidak suka dengan jilbab atau tampilan Islami, introspeksilah pada sikap kita terlebih dahulu. Memang manusia tidak ada yang sempurna, hanya saja sebagai da'i kita dituntut untuk tak pernah alpa bermuhasabah.


Tidak serta merta sebuah kesalahan tersingkap di hadapan khalayak, kecuali orang tersebut sudah berlarut-larut dalam perilaku tersebut. Kalau sesekali dua kali, rasanya jarang sekali yang ketahuan umum. Allah akan menutup aib itu. Tapi kalau sudah berkali-kali, bisa saja Allah umbar agar turut menjadi pelajaran bagi orang lain.


Maka jangan biarkan ada kesalahan yang sama yang terus menerus kita perbuat meskipun belum ketahuan siapa-siapa. Waspadalah jangan sampai terjerat istidraj di mana kita menyangka aman berbuat salah namun rupanya Allah telah siapkan skenario terungkapnya dosa kita manakala kita tak kunjung berhenti dan bertaubat. Wal 'iyadzu billah


Zico Alviandri

Posting Komentar

0 Komentar