Kisah dari Manokwari: Lakukan Saja Kebaikan Itu, Kepada Siapapun!


 

"Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al A'raf: 56)


Tercenung tatkala membaca arti dari ayat di atas, perintah sederhana yang terkadang sulit untuk dilakukan. Berbuat baik, demikian Allah SWT telah memerintahkan.

Acapkali sisi kemanusiaan yang lemah mengekang jasad untuk selalu melakukan amal kebaikan, sedangkan Allah sendiri memberi jaminan pembalasan amalan-amalan kebaikan meski sebesar biji sawi semata. Manusia tidak akan pernah tahu balasan kebaikan apa yang Allah berikan kepada hambaNya.

Sebuah kalimat yang ditulis oleh penulis biografi Indonesia, "Be kind to people, always, you never know whether you will need another kindness or not in the next future" sempat lewat di beranda media sosial saya beberapa hari lalu. Sedikit tersentil dengan kalimat tersebut. Hingga saya melakukan perjalanan untuk melakukan peliputan pelantikan pengurus DPW PKS Papua barat, kalimat itu kembali terlintas.

Sebutlah Adhy Wijaya, nama beken salah satu kader dakwah di Manokwari yang baru pertama kali saya jumpai. Berawal dari kesulitan saya mengoperasikan alat audio yang harus terkoneksi secara virtual, Bapak separuh baya ini tiba-tiba mengajukan diri dan mengeluarkan semua peralatan yang suport kebutuhan saya.

"Amazing.. orang hebat yang harus dijaga!" batin saya kala itu. Bagaimana tidak, masalah-masalah teknis detail, ia mampu selesaikan dengan cekatan.

Rasa penasaran akan keahliannya di bidang IT dan video editing membuat saya memberanikan diri bertanya, di usia yang sudah tidak muda beliau sangat up date dengan aplikasi-aplikasi video editing yang biasa digunakan pada saat streaming.

Ia pun berkenan bercerita, nah.. cerita inilah yang membuat saya takjub dan kembali mengingat beberapa ayat dan ungkapan bijak di atas. Berbuat baiklah!

Awalnya, ia pun tidak begitu paham pengoperasian aplikasi virtual. Tibalah saat ia harus membantu panitia yudisium sebuah universitas, ia harus menyiarkan secara virtual dan mendapati kendala. Beberapa waktu ia utak-atik dan tidak juga mendapat solusi. Hingga datanglah seorang mahasiswa yang menawarkan bantuan.

Seorang pemuda, salah satu jamaat gereja setempat, yang akhirnya memberikan bantuan penyelesaian acara tersebut. Menariknya, Sang Pemuda Gereja ini tidak hanya sekali itu saja membagikan ilmu dan keahliannya kepada Pak Adhy. 

"Saya masih sering belajar dari dia, Mbak. Karena dia sering menyiarkan ibadah di gerejanya secara streaming juga, jadi lebih ahli. Bahkan beberapa kali dia meminjamkan saya handycam, kabel hdmi dan video capture  untuk acara-acara saya," cerita Pak Adhy kala itu.

Menyoal perbedaan keyakinan, Pak Adhy berpendapat bahwa ini adalah proses menambah wawasan dan bermuamalah di dunia.

"Saya belajar untuk menambah wawasan dan bermuamalah, kita tidak tahu kebaikan apa yang nanti dapat kita berikan atau kita dapatkan," kata laki-laki yang tidak banyak bicara ini sembari menyambungkan audio interface ke laptop saya.

Bagi sebagian orang peristiwa-peristiwa tak terduga seperti yang diceritakan Pak Adhy tadi mungkin menjadi hal biasa, namun bagi saya berbeda. Saya yakin, apa yang beliau dapatkan dari Sang Pemuda Gereja adalah balasan dari kebaikan-kebaikan yang Pak Adhy lakukan sebelumnya, hingga Allah Swt memberikan kemudahan melalui orang lain. Pun demikian saya, anda, dan semuana. Karenanya, jangan pernah berhenti berbuat baik kepada siapapun, bahkan saat dalam keadaan paling sempit sekalipun.

Wallahua'lam


Ngesti Wihayuningtyas
Koordinator Reli Indonesia Timur

Posting Komentar

0 Komentar