Penting Mana Palu Sama Ratna Sarumpaet?



Fahri Ghazali
Orang PKS Akar Rumput

Apa perbincangan netizen, buzzer, media daring, politisi di media sosial dua hari terakhir? Ratna Sarumpaet. Apa isu yang sangat hot digodok, digoreng, dipoles untuk kepentingan politik prkatis saat ini? Ratna Sarumpaet.

Apakah warga Indonesia peduli dengan isu tersebut? Secara sekilas warganet peduli. Semalam saat saya ronda di kampung, tidak ada yang peduli. Apakah  Fanil peduli dengan isu tersebut? saya rasa tidak.

Oh ya siapa Fanil? Fanil adalah anak muda asal Desa Donggala Kodi, Donggala, Sulawesi Tengah. Fanil hanya satu dari ribuan korban gempa dan tsunami dahsyat yang mengguncang Sulawesi Tengah.

Lalu apakah Fanil lebih penting daripada Ratna Sarumpaet? jelas tidak fair membandingkan Fanil dan Ratna Sarumpaet. Kata orang-orang pintar, tidak apple to apple. Tapi bagi relawan DPW PKS Riau yang ditempatkan di Posko Donggala Kodi, Fanil lebih penting dari isu yang 'news value'nya tinggi macam Ratna Sarumpaet.

Sejak gempa, saya mengikuti pemberitaan di semua kanal. Hanya PKS partai yang konsisten mengawal isu ini sejak awal sampai hari ini. Baik sebagai isu maupun secara aksi. Sementara politisi lain justru membuat gaduh soal boleh tidaknya penjarahan atau bantahan soal tidak boleh menjarah. Selepas itu isu Palu dan Donggala tidak lagi seksi untuk para politisi Jakarta.

Mereka sudah punya mainan baru bernama isu Ratna Sarumpaet. Sementara para politisi PKS, saya perhatikan tidak sibuk hanyut dalam konstelasi isu itu. Mereka sibuk bekerja turun ke Palu, ke Donggala, ke Sulawesi Tengah.

Pucuk pimpinan tertinggi partai ini, Habib Salim Segaf Al Jufri bahkan sudah langsung terjun ke tanah leluhurnya. Habib Salim Seggaf adalah orang besar di Palu. Ia adalah cucu ulama besar Palu Sayyid Guru Tua.

Ia, sejatinya mudah saja meminta banyak kemudahan dan akses selama di Palu. Mudah. Tetapi ulama yang satu ini tidak bisa lepas dari kebiasaannya sejak jadi menteri. Memilih menginap di tenda bersama para relawan di Pokso PKS. Bakda Subuh rutin memberikan tausiyah kepada relawan dan jamaah. Di tengah tausiyah gempa susulan mengguncang. Apakah berhenti tausiyah? tidak. Hanya bergeser di serambi masjid sembari menguatkan para relawan dan para korban.

Habib Salim adalah satu-satunya pucuk tertinggi partai di Indonesia yang sudah berada di Palu, bersama korban dan relawan mengorganisir bantuan. Sementara pucuk pimpinan partai lain masih mengurusi isu hoaks operasi platik yang entah kapan berakhir.

Tak masalah. Masing-masing politisi tentu punya preferensi kepentingan memanfaatkan isu. Tetapi tanyakan para relawan PKS di Palu dan seluruh Nusantara ini. Mungkin isu hoaks bedah plastik sekadar angin lalu yang tak terlalu penting. Receh.

Setiap grup-grup komunikasi di semua kader PKS didominasi rencana-rencana aksi membantu Sulawesi Tengah kembali bangkit. Alegnya sudah sumbangkan gaji untuk Sulteng, DPP meluncurkan Gerakan Tanggap Bencana (Genta) untuk recovery Lombok dan tanggap darurat Sulteng. Relawannya dari berbagai daerah sudah evakuasi para korban sejak hari pertama.

Mungkin saking seringnya relawan PKS terjun awal ke bencana, evakuasi korban, membuat dapur umum dll news valuenya sudah tidak lagi tinggi. Tidak menarik jadi berita. Lha wong sudah biasa, apanya yang menarik. Memang sudah tugasnya PKS begitu.

Kalau politisi lain ikut gotong-gotong mie instan ke pengungsi mungkin baru jadi berita. Lha wong tidak biasa, ajaib, news valuenya tinggi. Tapi karena baru 'mungkin', ya kita berharap saja semua politisi ikut gotong-gotong air mineral buat pengungsi. Itu lebih berpahala daripada bertengkar karena operasi plastik!

Posting Komentar

0 Komentar