Kadang, saya biasanya berpikir apa fungsinya halang rintang dalam kemah Latansa (Latihan Perempuan Siaga) dan Kembara (Kemah Bela Negara) itu? Toh torang kan masyarakat sipil. Tidak dalam kondisi konflik dengan negara lain seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang harus mewajibkan pemudanya ikut wamil (wajib militer).
Kalau soal tali temali, P3K masih sedikit relevan. Minimal untuk perempuan kalau mau buat tali jemuran tidak harus ba teriak ba pangge paetua atau pace. Atau yang fomo kemah, jadi tahu cara pasang tenda, supaya tidak lembab pas hujan baru ba salahkan tendanya bocor. Padahal outernya te dia kase regang pake tali. Hedeuh.
Nah, jadi itu untuk apa torang halang rintang? Tidak relevan, menurut saya. Akal-akalan panitia, hahaha.
Saya baru ngeh pas lihat wara-wiri video relawan PKS di lokasi bencana Sumut, Sumbar dan Aceh hari ini. Tapake semua memang itu ilmu halang rintang. Ba jalan di titian, merayap di seutas tali di sungai kedalaman tiga meter, sangat relevan sekali sekarang. Belum lagi teman-teman Relawan Perempuan PKS di sana yang sampai bawa pacul dan panggul beras.
Naudzubillah... Bukan ba minta. Tapi memang sebagai manusia harus siap siaga di perbatasan negerimu. Bagian dari mitigasi bencana. Apalagi torang yang hidup di atas lempeng aktif begini.
Sumber: FB Lilasari Melati, kader PKS Sulawesi Tengah


0 Komentar