Duka Sumatera, Tangisan Ibu Pertiwi



oleh: Susanti Sihabudin 

Indonesia termasuk salah satu negara yang rawan bencana. Hujan deras yang mengakibatkan banjir bandang menyapu sejumlah wilayah dan provinsi di Pulau Sumatera. Duka mendalam melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025, meninggalkan kisah pilu bagi ibu pertiwi. Kali ini banjir datang bersama lumpur dan kayu-kayu gelondongan besar yang terbawa arus deras. Tidak mungkin Allah sengaja menggantikan air hujan dengan kayu-kayu besar yang menghantam dan meluluhlantakkan bangunan, rumah, ternak, hingga merenggut banyak nyawa manusia. Alam sedang tidak baik-baik saja. Kita tidak merawat dan menjaganya dengan baik sebagai khalifah yang diberi amanah di muka bumi.

Dahsyatnya banjir bandang itu bagaikan air bah yang dengan ganas melahap segala yang dilaluinya, tak peduli benda mati maupun makhluk hidup. Setiap yang bernyawa berjuang mati-matian untuk bertahan. Hingga Selasa, 2 Desember 2025 pukul 10.00 WIB, data terbaru BNPB mencatat 621 orang meninggal dunia, 488 orang dinyatakan hilang, 2.600 orang luka-luka, 3,2 juta jiwa terdampak, dan 1,1 juta orang mengungsi. Angka korban yang sangat besar ini belum juga menggerakkan pemerintah pusat untuk segera menetapkan status bencana nasional bagi tiga provinsi yang terdampak paling parah tersebut.

Pemerintah pusat seharusnya lebih responsif terhadap bencana banjir bandang yang melanda sejumlah provinsi di Sumatera ini. Jika diperhatikan, setiap akhir tahun Indonesia memang kerap dilanda bencana akibat curah hujan ekstrem yang biasanya meningkat pada bulan-bulan berakhiran “-ber”. Kerugian materi sangat besar, nyawa melayang, bahkan di Aceh beberapa kampung hilang ditelan bencana. Trauma yang ditimbulkan hampir setara dengan peristiwa tsunami Desember 2004 silam.

Indonesia mesti pulih. Indonesia harus bangkit dengan saling bahu-membahu sesama anak bangsa. Jika Partai Keadilan Sejahtera telah terbiasa tanggap dan terjun langsung di setiap bencana alam, semoga elemen bangsa lainnya juga tergerak melakukan hal serupa, sekaligus mendorong pemerintah pusat agar segera menetapkan banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai bencana nasional.

Duka Sumatera adalah tangisan Ibu Pertiwi sekaligus introspeksi bagi kita semua, agar sungguh-sungguh menjalankan amanah menjaga dan merawat alam Indonesia yang kaya raya, gemah ripah loh jinawi.


Foto: Relawan PKS turun membuat saluran air 500 meter untuk warga Malalak Sumatera Barat

Posting Komentar

0 Komentar