Oleh: Kang Adin
2 Muharram 1447 H
Kita hidup di zaman yang penuh dengan peluang, namun tak sedikit dari kita yang masih merasa terkunci oleh keterbatasan. Keterbatasan ekonomi, akses pendidikan, jaringan, atau bahkan rasa percaya diri sering kali menjadi tameng pembenaran atas kegagalan untuk melangkah lebih jauh. Padahal sejatinya, keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti bermimpi atau berhenti berjuang.
Sejarah telah banyak mencatat nama-nama besar yang datang dari latar belakang sederhana. Mereka yang tidak punya apa-apa, kecuali tekad dan keyakinan, berhasil membalik keadaan. Mereka bukan menunggu segalanya sempurna untuk memulai, tapi justru memulai dari apa yang ada — sekecil apa pun itu.
Realitasnya, banyak orang sukses yang justru berasal dari titik nol. Mereka menolak menjadikan kondisi sebagai alasan untuk menyerah. Mereka memilih menjadikan keterbatasan sebagai bahan bakar semangat, bukan sebagai rantai yang mengikat langkah.
Dalam hidup ini, kita semua diberi waktu dan kesempatan yang sama. Bedanya hanyalah pada cara kita menyikapi dan memaksimalkannya. Kita bisa mengeluh atau bergerak. Kita bisa menyerah atau bertumbuh.
Kuncinya adalah satu: kemauan untuk melampaui batas yang selama ini kita yakini sebagai penghalang. Karena sesungguhnya, batas terbesar itu bukanlah di luar diri kita, tapi dalam pikiran dan keyakinan kita sendiri.
Maka hari ini, saatnya kita berhenti mencari alasan. Mulailah melihat setiap keterbatasan sebagai peluang untuk tumbuh, dan setiap kesulitan sebagai jalan untuk menguat. Maksimalkan apa yang ada di tangan kita. Bergerak. Berjuang. Bertumbuh.
Karena sukses bukan tentang siapa yang paling punya, tapi siapa yang paling mau.
0 Komentar