M. Sohibul Iman, Ph.D Ketua Majelis Syuro PKS; Siswa Teladan Jabar, Penyiar Radio NHK, ASN Peneliti, Rektor Paramadina Hingga Wakil Ketua DPR RI



oleh: Muhammad Iqbal,Ph.D Psikolog

Assoc Prof Universitas Paramadina/Rektor SWINS

 

Mohammad Sohibul Iman, Ph.D terpilih menjadi ketua Majelis Syuro PKS periode 2025-2030. Mantan Presiden PKS periode 2015-2020 ini adalah senior saya di Universitas Paramadina, karena Kang Iman pernah menjadi Rektor di Universitas Paramadina Jakarta dan beliau juga yang merekomendasikan saya awal masuk sebagai dosen luar biasa  di Universitas Paramadina tahun 2010. Saya mengajar mata kuliah Psikologi Budaya dan Psikologi Sosial.

 

Di PKS sering ada istilah Ustad Kanan-Ustad Kiri, ustad kanan artinya lulusan Timur Tengah karena bisa menulis Arab dari kanan ke kiri, sedangkan Ustad kiri adalah lulusan dalam negeri yang biasa menulis latin dari kiri ke kanan, lalu Kang Iman bagaimana?  kami menyebutnya Ustad Atas-Bawah, karena bisa menulis huruf kanji Jepang dari atas ke bawah.

 

Kang Iman atau media sering menyebut MSI adalah putra asli Tasikmalaya Jawa Barat, saat ini beliau adalah anggota DPR RI di  Dapil Jabar XI,  yang meliputi Kabupaten Garut serta Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, sebelumnya beliau pernah juga menjadi anggota DPR RI dapil Jakarta 2 yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.

 

Perkenalan dengan Kang Iman sudah sejak saya kuliah di Malaysia, ketika itu Kang Iman menjadi anggota DPR RI dari dapil Jakarta 2 ketika reses ke Malaysia. Saya selalu mendapat tugas menjemput dan mendampinginya ke kantong-kantong TKI di Kuala Lumpur dan sekitarnya, dari situlah saya belajar menggalang suara dan banyak berdiskusi tentang politik dan kebangsaan.

 

Ketika itu saya sedang kuliah S3 di Universiti Kebangsaan Malaysia dan banyak memiliki koneksi dengan komunitas pekerja migran, sehingga perjalanan kami dari kantong-kantong TKI penuh dengan diskusi sebagai sesama akademisi.

 

Kang Iman muda adalah anak muda berprestasi, Sejak SMP ia terpilih menjadi siswa teladan peringkat 3 Se-Jawa Barat dan ketika SMA tahun 1984 terpilih sebagai siswa teladan peringkat 2 se-Jawa Barat. Setelah menamatkan Pendidikan di SMA Negeri 2 Tasikmalaya, ia diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan, namun memasuki tahun kedua, Kang Iman mendapat kesempatan untuk “kabur aja dulu” ke Jepang dengan program beasiswa yang diinisiasi oleh B.J Habibie, idolanya sejak kecil karena sejak dibangku SD sudah bercita-cita ingin menjadi seorang ahli teknologi seperti Pak Habibie.

 

Merantau ke Jepang

 

Tahun 1987 ia berangkat ke Jepang, setelah menamatkan pendidikan Bahasa Jepang selama 1 tahun, Kang Iman muda memulai kuliah S1 di Universitas Waseda Jepang dan lulus tahun 1992. Langsung melanjutkan S2 di Universitas Takushoku dan lulus tahun 1994. Selama tinggal di Jepang, Kang Iman sempat bekerja sebagai Penyiar Radio NHK Jepang (1992-1994), disana bakatnya sebagai seorang penyiar radio terus berkembang dan kemampuan komunikasinya menjadi lancar baik kepada warga Jepang maupun komunitas Indonesia karena Kang Iman sering mengudara dengan dua bahasa tersebut (Jepang-Indonesia).

 

Setelah selesai S2 kang Iman diangkat menjadi ASN di Badan Koordinasi Survei dan  Pemetaan Nasional (BOKOSURTANAL) dan Peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta mengajar di beberapa kampus dan mendirikan Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia (MITI) dan Yayasan Nurul Fikri.

 

Pada tahun 2004, Kang Iman kembali ke Jepang dan melanjutkan kuliah S3 di Japan Advance Institute of Science and Technology (JAIST). Sepulang dari Jepang Kang Iman kembali ke BPPT, tidak berapa lama setelah Cak Nur (Nurkholis Madjid) meninggal dunia, Kang Iman diminta menjadi Rektor Universitas Paramadina dan saat itu pula ia berhenti menjadi ASN dan sepenuh fokus ke kampus.

 

Tahun 2005 Kang Iman kembali bergabung menjadi Pengurus DPP PKS. Ia diamanahi menjadi Ketua DPP Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Teknologi. Pada tahun 2009, Kang Iman pertama kalinya maju menjadi anggota DPR RI Dapil Jakarta 2 (Jaksel, Jakpus dan Luar Negeri) dan pada tahun 2013 diangkat menjadi wakil ketua DPR RI. Tahun 2015 Kang Iman terpilih menjadi Presiden PKS dan berhasil menaikan kursi PKS dari periode sebelumnya 40 kursi menjadi 50 kursi.

 

Kang Iman juga memiliki hubungan emosi yang spesial dengan Presiden Prabowo, selama 2 kali pemilu Kang Iman sangat intens berkomunikasi dengan Prabowo-Gerindra sehingga muncul Istilah Prabowo-Gerindra dengan PKS bukan sahabat sekutu, tetapi "segajah".

 

Pada tanggal 3 Juni 2025 kemarin, Kang Iman terpilih menjadi anggota Majelis Syuro PKS, dan memberikan kesempatan kepada anak muda sebagai sekjen (M.Kholid). Mari kita doakan semoga Kang Iman diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan amanah, selamat bekerja "Ustad Atas-Bawah" semoga sukses membawa menyiarkan PKS "mengudara" lebih tinggi.

 

Kalau tuan pergi ke Tokyo

Buat bekal bawalah roti jala

KMS PKS mantan Penyiar Radio

Presidennya jago main sepak bola

Posting Komentar

0 Komentar