Oleh: Subhan Triyatna
Novel Taiko adalah Novel sejarah yang bercerita tentang Toyotomi Hideyoshi, seorang anak petani miskin berwajah mirip monyet yang bertugas sebagai pembawa sandal tuannya yang kemudian menjadi Taiko, Penguasa Mutlak Kekaisaran Jepang. Berlatar era sengoku abad ke 16, saat perang saudara melanda seluruh penjuru Jepang.
Inilah DELAPAN pelajaran penting dari Taiko yang bisa diterapkan di medan bisnis, sosial dan tentunya politik:
1. Jangan berkecil hati jika berasal dari kelas rendahan, justru itulah awal sempurna sebuah kisah yang akan menjadi indah.
Hideyoshi anak petani miskin yang tidak punya nasab bagus atau kekuasaan yang diwarisi. Namun itulah yang menjadikan kisahnya diingat sepanjang masa: dari kelas petani menjadi pemimpin tertinggi.
2. Kamu tidak serta merta langsung menjadi pemimpin, belajarlah dahulu menjadi pengikut. Ikutlah kepada pemimpin yang mempunyai visi yang kuat, meski saat itu dia belum menjadi penguasa yang hebat.
Hideyoshi memilih mengabdi kepada Nobunaga, pemimpin klan Oda. Sebab Nobunaga memiliki visi yang tinggi yaitu menyatukan Jepang. Meski waktu itu ia hanya memimpin provinsi kecil Owari.
3. Untuk mencapai puncak, belajarlah melakukan tugas-tugas kecil dengan sepenuh hati.
Hideyoshi selalu melakukan tugas dengan totalitas meski hanya bertugas membawa sandal Nobunaga. Lalu ia dipercaya mengurus kuda. Lalu mengurus dapur. Lalu menjadi pasukan tombak. Lalu menjadi samurai. lalu menjadi Jenderal kepercayaan Nobunaga.
4. Negosiasi adalah seni perang paling tinggi. Cara memenangkan peperangan tanpa pertempuran.
Berbeda dengan Nobunaga yang Brutal, Hideyoshi dijuluki samurai tanpa pedang. Dia mengutamakan dialog dan negosiasi. Menjelaskan secara tulus tujuannya menyatukan Jepang. Dia sering berhasil merubah lawan menjadi sekutu.
5. Jangan menolak perubahan, tetapi cepatlah beradaptasi.
Nobunaga adalah orang pertama yang membuat pasukan khusus penembak menggunakan mesiu dari Portugis. Sementara klan-klan lainnya masih mengagungkan pedang sebagai cara bertempur paling terhormat. Nobunaga banyak meraih kemenangan.
6. Berpikirlah diluar kotak, berpikirlah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh lawan.
Samurai biasanya menggunakan api untuk menaklukan benteng musuh, Hideyoshi justru menggunakan air. ketika menaklukan benteng Takamatsu, Hideyoshi membendung sungai dan membanjiri benteng. Benteng takamatsu menyerah tanpa syarat.
7. Kesabaran adalah akar kebijaksanaan. Kunci dari keberhasilan. Usaha seringkali mengkhianati hasil, tapi kesabaran tidak pernah.
Tokugawa Ieyasu pemimpin muda klan Tokugawa sabar menjadi sekutu Oda Nobunaga. Berpuluh-puluh tahun sampai ia mendapat kesempatan untuk “mewarisi” kekuasaan Nobunaga dan mendirikan Keshogunan Tokugawa.
8. Tidak semua yang menanam menikmati hasil panen. Biasakanlah dengan hukum itu. Setiap orang punya perannya masing-masing.
Yang berdarah-darah menaklukan klan-klan untuk penyatuan Jepang adalah Nobunaga. Yang menyempurnakan adalah Hideyoshi. Namun yang menikmati adalah Tokugawa Ieyasu yang kemudian mendirikan keshogunan Tokugawa yang bertahan 264 tahun.
0 Komentar