Fenomena Flexing Pejabat +62, dan Catatan Untuk PKS

PKSFoto/Juliyanto 


Oleh: Alpen Pebri


Ada sebuah istilah yang sedang naik daun akhir-akhir ini, yaitu "flexing". Istilah ini merujuk pada perilaku seseorang yang gemar memamerkan kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya.


Flexing atau pamer kekayaan bukanlah sesuatu yang baru ditengah masyarakat Indonesia. Dulu, orang pamer kekayaan terlihat dari banyaknya perhiasan emas yang menempel ditubuhnya. Era keterbukaan media sosial sekarang orang yang hobi pamer kekayaan semakin mendapat panggung. 


Beberapa waktu lalu ramai di media sosial istri seorang pejabat daerah memamerkan foto liburan di berbagai negara beserta tas-tas mewah yang bernilai ratusan juta rupiah. Diwaktu lain seorang pejabat aparat penegak hukum kedapatan menggunakan pakaian seharga puluhan juta. Adalagi seorang anak pejabat memamerkan deretan mobil mewahnya. Pesta ulang tahun anak pejabat Provinsi Riau di hotel berbintang lima di Jakarta dan masih banyak lagi. 


Tidak serta merta salah memang.

Namun, ketika fenomena ini dilakukan oleh seorang pejabat publik, keluarga pejabat, maka hal ini akan menjadi sorotan masyarakat. Karena seorang pejabat terikat dengan etika kepatutan dan kepantasan. Lebih lagi jika kekayaan tadi didapat dari jalan yang tidak halal, korupsi, dan seterusnya, tentu akan membuat masyarakat kecewa. 


Di tengah masyarakat yang sebagian besarnya sedang mengalami kesulitan sekedar untuk bertahan hidup, disisi lain ada pejabat, keluarga pejabat memamerkan kemewahan yang didapat dari harta hasil korupsi.


Budaya Bersahaja Kader Partai Keadilan Sejahtera


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dikenal karena kesederhanaan dan kebersahajaan.


Kisah-kisah itu dulu terangkum dalam buku, "Bukan di Negeri Dongeng". Bagaimana kesederhanaan KH Rahmat Abdullah, Dr Hidayat Nurwahid, Dr Nurmahmudi Ismail dan sederet tokoh lainnya. 


Dulu ada Sukmandjaya Rukmandis, anggota DPR RI yang biasa naik kereta KRL dari Gedung DPR ke rumahnya di Bogor. 


Dulu ada Anton Apriantono, Menteri Pertanian Kabinet pertama era SBY, yang ketika dilantik, berangkat ke rumah dinas dengan hanya membawa satu koper baju. 


Tidak mudah untuk bergaya hidup bersahaja. Terlebih bagi seorang pejabat publik yang seringkali terkena godaan untuk tampil mewah dan berlebihan. 


PKS sebagai entitas politik punya cara sendiri dalam menjaga kadernya yang menjadi pejabat publik agar tetap tampil bersahaja dan tidak bermewah-mewahan. Tidak lain melalui pembinaan yang rutin dilakukan setiap pekannya. 


Justru ketika ada seorang pejabat publik PKS yang menampilkan kemewahan diantara kader lainnya, ia akan merasa serba salah, merasa tidak enak hati, karena memang budaya hidup bermewah-mewahan sangat tidak pas dilakukan oleh seorang kader PKS.


Semoga kami semua bisa menjaga budaya ini, dan semoga budaya PKS bisa menyebar luas ke masyarakat. Mari hidup sederhana, kalau punya harta berlebih ya mending dibagi ke yang membutuhkan. Satu hal lagi! JANGAN KORUPSI.

Posting Komentar

0 Komentar