Oleh: Relawan Literasi PKS
14 Februari 2024 nanti, kita akan kembali ke TPS buat nyoblos calon presiden dan calon anggota DPR.
Nengokin beberapa grup WhatsApp
udah mulai lebih gencar berseliweran narasi-narasi berbau politik. Kita harus
belajar dari pengalaman pemilu tahun 2014 dan 2019. Jangan sampai karena beda
pilihan politik, Hubungan pertemanan bahkan hubungan keluarga jadi renggang.
Ada yang mengalami? 😬
Berikut ini 8 Tips Agar Gak
Berantem di Grup WA di Tahun Politik:
1. Jangan Maksa
Kalau kata admin grup WA
tersebut, jangan bahas politik ya ente jangan memaksakan. Sesuatu yang
dipaksakan itu malah gak baik. Cobalah bayangkan dari kacamata anggota grup.
Bagaimana kalau misal mayoritas anggota grup malah sepemikiran sama admin, ente
malah kehilangan potensi suara dari ratusan anggota. Belum lagi kalau dia
cerita ke grup sebelah, "parah banget di grup WA alumni TK, ada temen yang
maksa posting konten politik. Padahal udah diingetin sama admin, masih maksa
aja!" terus ada yang nanggepin, “wah parah. Kader partai mana?”
Nah lho!
2. Jangan Sering-Sering
Kalaupun ada grup WA yang mengizinkan
boleh share konten politik. Misal grup RT, grup mancing mania, grup emak
rumpiin suami, grup Alumni Anti Pee Wee Gaskins, dll dsb. Ya ente tetap jangan
sering-sering share konten politik. Ntar malah bikin orang bosen. Jangan sampai
kayak jadwal minum obat.
3. Jangan Debat Panjang
Beda pendapat dan beda pendapatan
itu biasa. Ya namanya juga manusia. Kita memang diciptakan dengan segala
perbedaan. Beda warna kulit, suku bangsa, agama, pola pikir dan seterusnya,
hingga beda pilihan politik.
Nah, platform WhatsApp bukan
tempat yang cocok buat debat panjang. Bisa bikin ilfil anggota grup. Kalau mau
debat, ente berdua pindah aja ke Twitter.
Teman sekolah, lama gak ketemu,
pas ketemu di grup WhatsApp, eh malah debat soal mobil Esemka. Abis itu ada
yang baper jadi left grup. Duh 🙄
Udah deh jangan kayak gitu lagi.
Grup sekolah mah inget yang asyik-asyik aja. Misal membayangkan dulu waktu
sekolah pernah sering sama-sama dipanggil karena belum bayar SPP dan gak dapet
kartu tanda ujian catur wulan.
4. Check Before Share
Nah ini. Inget lho ada UU ITE di
negeri ini. Jelang pemilu pasti makin banyak konten-konten nakal yang dibuat
entah oleh siapa.
Itu jempol diajarin dulu. Jangan
apa-apa langsung di share. Misal ada yang share data partai terkorup di
Indonesia. Coba cek dulu. Minimal buka google terus ketik di situ: Data Partai
Paling Korup di Indonesia" Nah coba cek beberapa sumber.
Jangan mikir, ah kan cuma grup
WA, bukan di Facebook, Instagram, atau Twitter. Hey! WhatsApp grup juga kan
bisa screenshot. Terus screenshot itu bisa dishare kemana-mana. Jangan kejebak
konten pancingan. Jangan sampai partai nya yang kena cap negatif gara-gara
kadernya suka dan hobi share konten hoax.
5. Kampanye Positif
Nah ini, daripada kampanye
negatif lebih baik kampanye positif di grup WA mah. Apalagi grup WA keluarga
atau WA alumni sekolah yang isinya ya temen semua lah..
Share aja kelebihan dan sisi positif
dari pilihan politik kita.
Contoh:
"Kayaknya pemilu nanti saya
ganti pilihan deh. Dulu saya kesel banget sama partai ini, tapi ternyata mereka
asyik. Mau menerima saran dan kritik. Itu mereka mau mengganti lambang, warna
sampai mars partainya. Itu karena mereka menerima masukan ternyata.
Mereka juga konsisten dengan
pendiriannya. Jadi penyeimbang di pemerintahan demokrasi. Ciri khas partai yang
selalu turun ke masyarakat, saat duka maupun duka juga terus mereka
pertahankan."
👆 ini contoh aja sih.
6. Keluarga Dulu
Kadang dalam satu keluarga juga
ada yang beda pilihan politiknya. Kakak dengan adik, orangtua dengan anak.
Kalau saudara sepupu sih apalagi pasti banyak yang berbeda.
Ada temen, beliau Ketua DPC
Partai PKS di Bekasi Barat Kota Bekasi. Namanya Fendaby Surya Putra. Beliau
pernah cerita, dulu di tahun 2019 ia dan orangtuanya beda pilihan soal calon
presiden. Orangtuanya juga tahu kan anaknya aktif di PKS, tapi tetap gak mau
sama dengan capres pilihan partai anaknya. Ya sudah, gak perlu memaksakan.
Kalau ketemu ya bahas hal lain. Pokoknya gak bahas politik. Tahun 2024 ini
sepertinya pilihan mereka sudah sama.
7. Ada Status WA
Nah! Kalau sekarang kan ada
status atau story WA. Bisa banget itu dimanfaatkan untuk sosialisasi pilihan
politik ke teman dekat atau relasi yang menyimpan nomor WA kita. Sosialisasi
tanpa harus berantem. Mereka jadi tahu pilihan politik yang kita rekomendasikan.
Biasanya sih, status WA gak bikin orang berantem, yang baca status itu gak harus
merespon. Pesan tersampaikan.
8. Nomor Delapan
Nah apalagi nih yang nomer delapan?
Ada ide gak?
#
Foto: pixabay
0 Komentar