Permainan Lawas di tengah Gempuran Gadget; Nomor 8 Lagi Viral



Alhamdulillah, anak-anak zaman sekarang mulai menyukai mainan lawas. Liburan sekolah kali ini, kita melihat mereka mulai menggerakkan badan. Tak hanya duduk berjam-jam dengan gadget di tangan. 


Ada banyak permainan lawas yang kini mulai dimainkan kembali. Inilah delapan di antaranya: 


1. Gasing


Berputar kencang di poros, melambat, berhenti. Dianggap sebagai salah satu mainan tertua yang ditemui di bermacam-macam situs arkeologi. Gasing sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Lewat gasing, anak-anak mengasah motorik halus plus media belajar hukum keseimbangan.


2. Yoyo


Sudah dimainkan di Cina sejak tahun 1780. Di akhir era Hindia Belanda, atau sekitar tahun 1930, Yoyo mulai dikenal di Indonesia. Di antara manfaat Yoyo adalah mengembangkan kordinasi mata dengan tangan, konsentrasi dan kreativitas.


3. Layang – Layang


Sebuah jurnal berjudul Second Voyage oleh J. van Neck dan W. Warwijik pada tahun 1598-1600 menyiratkan sejarah panjang mainan yang diterbangkan ini. Bahkan, lukisan layang-layang ditemukan di sebuah gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, yang sudah ada sejak 9500-9000 SM. Mainan ini mengajarkan perlunya berbagi ruang dengan orang lain, menguatkan motorik kasar, dan ada latihan problem solving saat berusaha menerbangkannya.


4. Petak Umpet


Disebutkan bahwa sejak Abad ke 2 SM, seorang penulis Yunani, Julius Pollux telah mendeskripsikan permainan ini. Jika tiga permainan sebelumnya bisa dimainkan sendiri, yang satu ini paling tidak butuh tiga orang. 


Selain membangun keterampilan sosial, petak umpet atau dalam Bahasa Inggris disebut hide and seek, juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional seperti keberanian dan kemandirian kala anak-anak bersembunyi. Juga memupuk imajinasi kala mencoba mencari.

 

5. Egrang 


Egrang di Indonesia sudah ada sejak zaman Belanda. Mainan ini bisa menggunakan medium bambu atau memanfaatkan batok kelapa. Egrang bermanfaat untuk melatih keseimbangan, keberanian, dan spirit berkompetisi. 


6. Kelereng


Orang-orang Perancis di Abad ke 12 menyebutnya “Bille” yang artinya bola-bola kecil. Jika ditilik lebih jauh, permainan ini sudah dikenal sejak era peradaban Mesir kuno sejak tahun 3000 SM. Selain melatih strategi dan konsentrasi, kelereng juga memupuk jiwa kompetitif dan sosial.


7. Congklak


Disebutkan bahwa permainan ini dibawa oleh bangsa Arab yang datang ke Indonesia untuk berdakwah dan berdagang. Mainan ini punya filosofi tersendiri. 7 lubang pada sisi tiap pemain adalah jumlah hari daam sepekan. Biji yang diambil dari satu lubang akan disimpan di lubang lain. Artinya, amal hari ini akan mempengaruhi hari-hari berikutnya. Ini juga berarti dalam hidup, kita hendaknya tidak hanya berorientasi mengambil tapi juga memberi atau berbagi. Congklak melatih kejujuran pemain. Di samping berfaedah dalam kalkulasi matematis.


8. Lato - Lato 


Yang lagi viral. Dilombakan dimana-mana dan muncul istilah "Master Lato - Lato" yang merujuk pada orang yang sangat lincah membenturkan dua bola plastik terikat tali ini. Mainan yang lagi berkotek-kotek di seantero negeri ini, ternyata di akhir tahun 60an populer di  Amerika sana. Cuma bedanya, dibuat dari kaca akrilik. Nah, karena dinilai membahayakan khususnya buat anak-anak akhirnya clackers dilarang. 



Kini, Lato - Lato ramai dimainkan dengan bahan plastik. Selain bisa mengurangi interaksi dengan gadget, Lato – Lato bisa melatih konsentrasi dan menguji kesabaranmu, hehe.


Baiklah. Kita cukupkan di nomor 8. Sudah sesuai nomor urut PKS di Pemilu 2024 nanti. 


~


Azwar Tahir 

Reli PKS Sulsel

Posting Komentar

0 Komentar