Emak-emak PKS Sungai Beduk di atas bukit membelakangi "Raja Ampat"-nya Batam |
Oleh: Rahma Faizah & Prastiwiningsih
Sabtu sore itu, meski cuaca mendung, tak mengurangi semangat para emak Sungai Beduk untuk melangkahkan kaki menuju area wisata kuliner di Perumahan Bukit Barelang yang terletak di atas bukit dengan view lautan Piayu, Kota Batam.
Sambil menikmati indahnya pemandangan laut, kami manfaatkan untuk menyapa warga Kecamatan Sungai Beduk yang sedang berlibur akhir pekan di perbukitan yang dilengkapi dengan wahana bermain untuk anak-anak.
Warga yang sedang santai menikmati pemandangan laut sambil menikmati kuliner memperhatikan para emak yang membaur di antara mereka. Para emak ini ngobrol sambil mengenalkan Lambang PKS yang dikemas dengan stiker doa harian dan cendera mata alat rumah tangga.
Suratman yang merupakan warga Perumahan Puri Agung yang sedang berkunjung bersama keluarga menanggapi sapaan ibu-ibu dari PKS.
"Wah, boleh juga nih, PKS. Anies, kan, presidennya?"
"Presiden PKS masih ustadz Ahmad Syaikhu, Pak, belum waktunya ganti," jawab Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Sungai Beduk, Prastiwiningsih.
"Maksudnya calon Presiden RI yang dicalonkan sama PKS," sambung Suratman.
"Ooh, PKS belum mendeklarasikan, tunggu nanti ya, Pak. Nanti beritanya di-update di media-media PKS, ya Pak," kata Tiwi lagi dengan menunjukkan alamat akun medsos milik PKS Batam di stiker.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan, dengan sedikit mendaki bukit sampailah di tempat bermain murah meriah yang pemandangannya cukup menakjubkan. Piayu Laut dilihat dari atas bukit bagaikan Raja Ampat. Kami sekalian rihlah kecil-kecilan.
Kami datangi penjual bakso bakar yang sedang bersiap menutup dagangannya. Tiwi yang ditemani Nanik, Susy, Fitriyah, Risma, dan Reni ini menghentikan penjual beberes.
"Tunggu sebentar, Pak. Kami mau beli bakso bakarnya," kata emak-emak Piayu yang bernama Nanik. Dia juga sebagai Sekretaris RKI Sungai Beduk.
"Oh, ya, Mbak. Monggo, silakan, mau pesan berapa?" sambut penjual bakso bakar yang ternyata bernama Hasan itu.
Emak-emak PKS Piayu di antara para penjual makanan di Sungai Beduk |
Sambil membakar bakso, Pak Hasan melayani obrolan emak-emak tentang PKS. Mereka juga mengobrolkan stiker yang dibawa. Pak Hasan manggut-manggut, ia tertarik melihat stiker PKS.
"Jadi ini nanti dipasang di depan pintu, ya Mbak, stikernya?" tanyanya.
"Iya, Pak. Stiker salam ditempel di daun pintu bagian atas ya, Pak, biar terlihat sama tamu dan dia mengucapkan salam juga," jawab Nanik.
"Bagus lah ini, nanti saya pasang ya. Eh, ngomong-ngomong, siapa ya Mbak, calon anggota dewan dari PKS?"
"Iya Pak, Caleg (calon legislatif) PKS nanti akan kami perkenalkan dan sosialisasikan saat tahapannya sudah sampai, ya," ucap Nanik lagi, "sekarang kita kenalkan lambang PKS dulu ini ya, Pak, lambang PKS yang baru berwarna oranye."
Emak-emak PKS Sungai Beduk bersama warga |
"Ooh, iya, Mbak. Terima kasih banyak, ya." Pak Hasan segera mematikan bara arang pembakar bakso, bersiap pulang.
Tak terasa hari menjelang maghrib, perjalanan kami juga harus segera diakhiri. Melihat awan hitam yang menggelayut, sepertinya hujan akan segera turun. Insya Allah akan kita agendakan lagi acara ini bulan depan. Begitulah kesepakatan kami sambil menikmati bakso bakar sebelum memacu motor untuk pulang ke rumah masing-masing.
0 Komentar