Urgensi Berkah

Ilustrasi (Foto: Ety Nurdianti)


Oleh : K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid

Seorang saleh berdoa, “Ya Allah, berkahilah rezekiku!” Ditanyakan, “Kenapa tidak berdoa meminta rezeki?” Ia menjawab, “Rezeki sudah dijamin Allah, saya minta keberkahan pada rezeki karena keberkahan merupakan salah satu tentara Allah yang dikirim kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jika turun pada anak bisa menjadikannya saleh, jika turun di badan bisa menjadikannya kuat, jika turun di hati bisa menjadikannya bahagia, jika turun pada harta bisa menjadikannya bertambah.”

PESAN :
Berkah adalah awet dan bertambahnya kebaikan. Karena itu, berkah menjadi sangat penting dalam kehidupan kita. Nabi saw. mengajari kita untuk mengucapkan salam setiap kali kita bertemu dengan saudara sesama muslim. Salah satu isi doa yang terkandung di dalam salam adalah doa keberkahan.

Untuk mengakhiri shalat, Nabi saw. mengajari kita mengucapkan salam. Doa yang diajarkan Nabi saw. untuk kita ucapkan kepada saudara kita yang baru melaksanakan akad nikah adalah doa keberkahan Barakallau laka wa baraka ‘alaika wa jama’abainakuma fi khair (Semoga Allah memberkahimu dalam keadaan senang dan susah, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan). (Sunan Tirmidzi, 2130)

Ini semua menunjukkan pentingnya keberkahan di dalam hidup. Karena itu, setiap kali hendak melakukan sesuatu kita harus memastikan dan bertanya, apakah yang akan kita lakukan atau kita dapatkan itu berkah atau tidak. Salah satu ukuran keberkahan adalah jika harta, ilmu, jabatan dan kedudukan yang kita dapat membuat kita makin dekat kepada Allah. Maka, harta, ilmu, jabatan dan kedudukan itu berkah. Jika membuat kita makin jauh dari Allah maka harta itu tidak berkah.

Allah menyebut Nabi Isa alaihissalam sebagai sosok orang yang diberkahi. Allah berfirman,“Dan, Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan shalat dan menunaikan zakat) selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan, kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Maryam [19]: 31-33)

Keberkahan ini menjadikan Nabi Isa alaihissalamkomit menegakkan shalat, menunaikan zakat, berbakti kepada orang tua, tidak sombong, tidak celaka, dan mendapatkan kesejahteraan sejak datang ke dunia hingga dibangkitkan kembali di akhirat.

Pangkal keberkahan adalah hidup dengan mengikuti Al-Qur’an. Allah berfirman,“Dan, Al-Qur’an itu adalah Kitab yang Kami turunkan, yang diberkati maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (al-An’am [6]: 155)

Pangkal keberkahan lainnya adalah jiwa yang dermawan dan tidak rakus (Bukhari, 1379), jujur (Bukhari, 2079) dan bersyukur. (Ibrahim [14]: 7)

Posting Komentar

0 Komentar