Tentang Lawan dan Mitra Politik, Belajar dari M. Natsir



Oleh : Imam Maulana


Untuk kepentingan bangsa, politisi tidak berbicara kami dan kamu, tetapi kita. Kira-kira begitu kata seorang negarawan legendaris republik ini, bapak M. Natsir. Semangat kebersamaan tersebut beliau cerminkan dalam kabinetnya saat menjadi Perdana Menteri, yang terdiri dari kalangan Kristen, Katolik, serta kalangan Sosialis. 


Prinsip kebersamaan itu saya lihat ada dalam pikiran Ketua DPD PKS Kota Serang, Bang Hasan Basri. Beliau, dalam kesempatan peresmian Graha PKS  mengatakan bahwa tak ada lawan politik bagi PKS, yang ada adalah mitra politik. Ahad (12/6) kemarin. 


Sebutan mitra politik merupakan sikap negarawan yang lahir dari kematangan berpolitik. Sebutan tersebut pada akhirnya memandang perbedaan warna dalam politik bukanlah untuk saling bermusuhan atau saling menjatuhkan, selama bertujuan mencapai cita-cita bangsa, maka perjuangan tentu terasa lebih indah apabila kita mampu bergandeng tangan. 


Semangat kebersamaan yang digaungkan oleh Bang Hasan tersebut barangkali merupakan serapan dari narasi PKS di level nasional, yaitu Semangat Kolaborasi Melayani Negeri. Kurang lebih maksudnya persis dengan penjelasan mitra politik di atas.


Kini saatnya kita sudahi perbedaan pandangan politik yang menyebabkan polarisasi di tengah masyarakat. Dan untuk selesaikan persoalan tersebut saya kira harus dimulai dari aktor-aktor politik yang memberikan keteladanan dengan sikap negarawan, seperti Pak Natsir yang tetap bisa minum teh bersama tokoh-tokoh PKI, meskipun sering berdebat keras di parlemen. 


Atau seperti Bang Hasan, yang mengajarkan kepada kita tentang sikap negarawan dalam menganggap lawan politik sebagai Mitra dalam berpolitik.

Posting Komentar

0 Komentar