Tukang Peyek di Warung Bakso dan Obrolan tentang 2024 Pilih PKS



Siang cukup terik, 

Usai kegiatan outing class, saya dan segenap guru karyawan bersepakat menikmati bakso di sebuah warung bakso yang cukup terkenal di Purwokerto (tidak disebut namanya, soale mbok dikira endorse...🤭)


Teman-teman langsung memesan menu.

Saya duduk agak terpisah karena anak mbarep saya ikut, biar dia tidak canggung.


Saya masih bisa dengan jelas mendengar obrolan para guru yang menunggu pesanan,  obrolan tentang apa saja, dari obrolan rencana kegiatan ramadhan sampai tahu-tahu obrolan tentang me-rukyah orang.

Hmm...emak-emak memang  selalu tak kehabisan bahan obrolan.


Ketika tengah berbincang ringan dengan anak mbarep saya yang memang sengaja ikut, refreshing katanya, mata saya fokus pada seorang ibu muda berkerudung yang berkeliling menawarkan dagangannya, tawaran pertama saya belum tertarik, si ibu rupanya tidak pantang menyerah, kedua kali ia berputar lagi ke seluruh pengunjung.


Saya mulai muncul iba, "Mesakne kok ya ndak ada yang beli, tapi kan ndak boleh beli karena kasihan ya," pertentangan batin saya. 


Entah dia melihat gelagat saya yang "mencurigakan", si ibu penjual itu mendekati meja saya, dan menawarkan dagangannya kembali.


Baiklah, saya lihat, ada peyek kacang, buah nanas, ceriping singkong, kue gabus asin, dan lain-lain.


Panas begini, pilihan saya jatuh pada buah nanas, dan buat cemilan peyek kacang.


Satu bungkus peyek kacang harga lima belas ribu dan satu bungkus nanas kupas potong sepuluh ribu.


Tanpa saya tawar, saya langsung membayar (pesan Ustadz, jangan pernah nawar ke pedagang kecil).


Total dua puluh lima ribu, saya angsurkan uang lima puluh ribuan. Sebelum memberikan kembalian uang yang saya bayarkan, si ibu mengibas-ngibaskan uang ke dagangannya, sambil berucap "laris..laris..."


Saya terkejut, "Eh Ibu, kenapa dikibas?" spontan saya bertanya.


"Biar berkah mba, panjenengan yang beli pertama," jawab si ibu.


"Oalah...ibu, saya ikut berdoa semoga dagangannya laris dan barokah, tapi lain kali ndak usah dikibas ya," pesan saya sambil tersenyum dibalik masker (entah terlihat senyum atau nyengir). 


"Maturnuwun sanget nggih mba, dari pagi saya muter belum ada yang beli, bisa buat beli beras," lanjut si ibu.


"Sama-sama ibu,"balas saya.


Sebelum si ibu berlalu, saya sempatkan berpesan,

"Bu, 2024 milih PKS nggih, Partai Keadilan Sejahtera," ucap saya sengaja agak kenceng biar yang di warung mendengar.


Si Ibu bengong dan anak mbarep saya tertawa.

"Sekali lagi, Partai Keadilan Sejahtera. PKS ya," ulang saya.


Si Ibu beranjak dari meja perlahan, entah kaget atau apa.

Mungkin dia mikir "iki tahun pira ya...kok 2024"  😁


Mbarep saya bilang, "Ibu semangat banget sih,  segitunya effort ke PKS, emang ibu dapet apa to?"


"Ealaah... dapet banyak, nanti kita diskusi lebih lanjut setelah menikmati bakso yang sudah terhidang ya," saya menutup percakapan, karena kepulan kuah bakso sudah memanggil untuk disantap.


***

Kebaikan akan berbalas kebaikan, insyaAllah.

Maka berada di lingkaran kebaikan bersama PKS, semoga menghadirkan kebaikan, tidak hanya untuk pribadi, tapi untuk sesiapa saja yang bergerak bersama dalam kebaikan.

(Batin saya)


***

Purwokerto, 30 Maret 2022

Tanti Sujatmiko-humas PKS Banyumas


#JelangRamadhan1443H

#PKSPelayanRakyat

Posting Komentar

0 Komentar