Oleh: Azwar Tahir
Menyusul billboard Muhammad Kholid dan Pipin Sopian, masih di bulan April 2022, muncul Yoandro Edwar. Dua nama pertama adalah Juru Bicara PKS. Yang ketiga, kini diamanahkan sebagai Sekretaris Bidang Pembinaan dan Pengembangan Desa DPP PKS. Strateginya mirip, pasang billboard di jalan utama agar banyak yang baca. Kholid di jalan persimpangan antara Universitas Indonesia dan Kelapa Dua Depok. Pipin di Jalan Veteran - Sadang, Purwakarta. Yoandro di Jalan Kaliurang, Jogja. Kesamaan lain pada penggunaan diksi menggelitik sehingga membekas lama pada ingatan audiens yang membacanya entah saat baca di jalan atau online lewa postingan netizen. Berikut pilihan caption-nya:
"3 PERIODE? Boleh, asal jadi kepala desa!"
(Muhammad Kholid)
“BBM Naik, Minyak Goreng Naik, Pajak Naik, Listrik Mau Naik, Hutang Naik. 3 PERIODE Endgame!”
(Pipin Sopian)
“Yen 3 PERIODE, Dadi Lurah Wae” artinya “Kalau (mau) 3 PERIODE, jadi lurah saja”
(Yoandro Edwar)
Dari sisi outfit, Kholid tampil dengan kemeja putih dan sedang menggulung lengan kemeja. Nuansa profesional, perkotaan namun mengingatkan pada seseorang. Yang super unik, desain billboard Pipin Sopian dengan kostum ala Avenger plus logo PKS di dada. Gaya rambut Pipin yang rapi menghadirkan aura-aura Superman. Yoandro memilih kemeja kotak-kotak merah garis hitam. Dengan panorama wajah dan kacamata itu, rada mirip dengan orang yang kini jadi Komisaris Utama Pertamina, hehe. Overall, meski beragam dari segi pilihan diksi dan outfit, yang esensial dari ketiga billboard ini ada pada isu sentralnya: penolakan terhadap wacana masa jabatan Presiden 3 periode.
Bagaimana membaca rentetan billboard PKS ini?
Pertama, ini menunjukkan PKS sarangnya anak-anak muda kreatif. Model kampanye isu yang terhitung tidak biasa.
Kedua, PKS sedang menjaga nafas panjangnya dalam melewati lorong sunyi oposisi dan rute berat ini sukses ditempuh dengan asyik. Isu “3 PERIODE” menjadi “wave” yang dengan elegan diselancari hingga kian menguatkan positioning PKS sebagai icon oposisi.
Ketiga, efek positif bagi figur-figur di baliho tersebut sendiri, karena misi “pencalegan dini nya” dapat sebab tampaknya dipasang di bakal Dapil masing-masing.
Keempat, dan ini ada koneksinya dengan poin ketiga, strategi ini merupakan turunan kebijakan PKS menghadirkan milenial ke ranah politik. Hadirkan di ingatan bahwa PKS telah mencanangkan kuota 15% untuk caleg milenial. Pasalnya, jika mengutip Presiden PKS:
“Anak muda bukan hanya sebagai alat penggaet suara, tetapi adalah wakil dari generasi muda itu sendiri.”
(Ahmad Syaikhu)
Jadi, satu billboard dari satu anak muda PKS ini, paling tidak bisa punya empat branding. Satu, PKS partainya anak-anak muda kreatif. Dua, PKS icon Oposisi. Tiga, personal branding which is indirectly “pencalegan dini” buat figur billboard dalam hal ini sementara ada tiga person: Kholid, Pipin, dan Yoandro. Empat, PKS sebagai kanal politik milenial dengan ketegasan 15% kuota caleg untuk milenial.
Sampai di sini, mari berimajinasi strategi ini diAmati-Tiru-Modifikasi oleh anak-anak muda PKS di daerah lain. Dengan local issues yang lagi booming di daerah masing-masing. Kira-kira seperti apa bunyi caption di billboard-nya? Akan menarik pastinya karena menggunakan Bahasa Daerah setempat. Outfit-nya? Wah, kawula muda nusantara kaya kostum.
~
Penulis adalah Anggota Reli PKS Luwu Timur Sulawesi Selatan
0 Komentar