Mengenal Tradisi Lampu Colok di Riau



Oleh: Afrizal Paklong 

Ketua Bidang Seni dan Budaya DPW PKS Riau

Tradisi Lampu colok. Begitulah masyarakat Riau dan Kepulauan Riau menyebut sebuah lampu tradisional yang biasa dipakai untuk menerangi kegelapan. Bahan lampu colok ini bisa terbuat dari buluh atau bambu, seperti obor. Ada juga kaleng atau botol bekas minuman yang dibuat pelita. Setelah itu diisi dengan minyak tanah untuk menyalakan sumbu yang terpasang di tengahnya. 

 

Lampu-lampu tradisional ini dulunya sangat ramai terpasang di rumah penduduk, terutama yang tinggal di perkampungan dan pedesaaan. Tradisi ini masih begitu kental di tengah masyarakat Sumatera, termasuk Riau dan Kepulauan Riau. Biasanya lampu colok ini mulai dipasang memasuki malam Lailatul Qadar. Puncaknya akan semakin meriah ketika malam 27 Ramadan sampai malam Idul Fitri. 

 

Namun kini tradisi lampu colok menyambut datangnya malam Lailatul Qadar mulai terkikis dengan kemajuan zaman. Terutama lagi masyarakat di perkotaan yang mulai meninggalkan tradisi lampu colok yang biasa terpajang di depan rumah mereka masing-masing. 

 


Di tengah semakin redupnya tradisi lampu colok ini, sebagian masyarakat sepakat untuk tetap mempertahankannya. Karena itu saban tahun diadakan festival lampu colok di masing-masing daerah(Kampung/Desa). Ini guna tetap mempertahankan sebuah tradisi turun temurun. 

 

Mari Kenali Negerimu, Cintai Negerimu. Yuk kita hidupkan kembali tradisi lampu colok di Riau. 


#AyoLebihBaik

#Ramadhan1443H

#MalamTujuhLikur

Posting Komentar

0 Komentar