Senja di Tepian Mahakam




Oleh: Aus Hidayat Nur

(Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Timur)


Ketika usia Bumi Etam kian menua

Mari sejenak berjeda ke tepian kawan.. 

Menikmati keaslian dan keasrian yang tersisa

Dengan baluran desiran angin yang makin menipis

Melapisi sisa-sisa kejernihan sungai Mahakam 


Tepian ada untuk semua, Kawan...

Dari Ulu ke Muara melewati Tenggarong,

Sama rendah, menuju ke Balikpapan... 

Bersama kita bena jiwa manusia Bumi Etam

Sama-sama kita jaga tanah dan warganya 

Untuk masa depan anak-anak keturunan sabarataan 


Di tepian ini, masih kurasakan hangatnya persaudaraan

Teringat saat perjuangan hak-hak saudara-saudara di Mahakam Ulu

Yang menjaga kelestarian rangkong, enggang, dan orang utan dari kepunahan

Atau beberapa perjalanan ketinting cinta antara Tenggarong Muara Kaman

Sungguh keserakahan di tanah ini terus menggerus,

menyisakan jarak yang menghambat pelayanan dan kemakmuran 


Kesejahteraan belum seperti lajunya  pertambangan  

Sebagaimana curah hujan lebat membanjiri kota

Sering kali menghambat langkah pelanggan ke kedai makan

Namun air  pasang, justru memudahkan kapal tongkang melaju

menarik ribuan ponton batu bara dari Bumi Etam ke negeri seberang

Menjadi saksi penjarahan di tanah ini

Bagaimana lagi, bila Ibu Kota Negara pindah ke sini


Oya, sempat terdengar bisik lirih saudara-saudara Pian dari selatan 

Warga yang khawatir hilangnya ketenangan

Para guru yang takut rusaknya pendidikan

Dan ibu-ibu panik menghadapi gelegar perubahan budaya

Para pekerja lokal pun bertanya kebingungan, 

“Apakah kami akan dilibatkan mengisi Ibu Kota?”

Atau hanya jadi penonton, hingga perlahan tersingkirkan? 


Terdengar keluh kesah mereka dari arah Sepaku dan Samboja

Satu-persatu rumahnya mulai terkena banjir

Sesak paru-paru alamnya

Karena udaranya semakin menipis dilibas air

Yang tak menemukan jalan ke sungainya Kerena perambahan hutan-hutannya


Duhai kawan, jangan biarkan Mahakam sendirian

Dipaksa mengantarkan minyak, gas, dan batu bara

sedang arusnya menjadi tumpangan keserakahan

Orang-orang kuat di pusat yang mengumpulkan cuan,

pejabat melestarikan kekuasaan


Kita masih bisa berdaulat, kawan...

Mari jaga tuah bumi kita dengan iman  dan persaudaraan

Agar Tuhan memberkahi kesejahteraan warga Bumi Etam 


Kaltim kuat

Kaltim berdaulat

Kaltim untuk rakyat



Puisi ini dipersembahkan untuk HUT Kaltim ke-65

Posting Komentar

0 Komentar