Gegap gempita perhelatan akbar World Superbike telah berakhir, namun kesan di masing-masing orang atau penonton masih terpatri kuat.
Momentum internasional itu diadakan di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Bukan di provinsi yang padat penduduk.
Tiap kali Pemilu dan Pilpres selama ini, Provinsi ini hanya "dipandang sebelah mata" Karena Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak seberapa bila dibandingkan dengan Provinsi lain, utamanya dengan provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Pulau-pulau itu serasa menjadi incaran paling seksi bagi setiap partai politik maupun pasangan calon presiden. NTB hanya dianggap suara tambahan, bukan menjadi titik fokus. Sehingga daerah pemilihannya jarang dibedah secara nasional.
Namun saat ini, sejarah mencatat bahwa titik fokus masyarakat dalam beberapa bulan terakhir, khususnya di tiga hari terakhir di akhir pekan kemarin, Jum'at-Ahad, 19-21 November 2021, sejarah membuktikan bahwa besaran luas wilayah dan kepadatan penduduk tidak lagi menjadi hal penting.
Tapi ide-ide cerdas dan kerja besarlah yang menjadikan Pulau Lombok NTB, seketika menjadi magnet bagi segenap mata, tidak hanya di seluruh pelosok nusantara. Melainkan WSBK menghipnotis seluruh jarak pandang tingkat dunia. Sehingga tertuju pada World Superbike Lombok Nusa Tenggara Barat.
Dr. H. Zulkieflimansyah atau yang akrab dipanggil Bang Zul adalah sosok sederhana, namun isi kepalanya penuh dengan ide dan cara berpikir besar. Bagaimana menghibur dan menyemangati masyarakat NTB, khususnya pulau Lombok, yang ditimpa bencana secara berturut-turut. Belum tuntas rehabilitasi dan renovasi puing-puing kehancuran akibat gempa bumi yang maha dahsyat, pertengahan tahun 2017 hingga awal tahun 2018, bencana kembali menyapa berupa wabah penyakit Covid-19. Menelan banyak korban di seluruh dunia, tak terkecuali di NTB.
Pemberlakuan Pembatasan Keluar Masuk (PPKM) masyarakat dalam wilayah-wilayah publik, nyaris melumpuhkan setiap interaksi sosial. Sehingga hampir semua sektor kehidupan mengalami penurunan, dan faktor ekonomi menjadi hal yang paling menyedihkan karena banyak usaha-usaha yang tutup. Hal ini berakibat ke pemutusan hubungan kerja secara sepihak atau banyak yang dirumahkan sementara waktu. Di dunia pendidikan yang merasakannya adalah guru honorer yang bekerja di sekolah swasta, yang secara finansial belum stabil dan sumber pendapatan hanya dari iuran orang tua. Pihak sekolah dengan terpaksa memotong gaji guru dan pegawai, karena iuran bulanan macet.
Dengan kerja keras tenaga kesehatan - semoga yang meninggal dalam menjalankan tugas selama pandemi, tercatat sebagai syuhada - dan segenap stakeholder dalam upaya memutus mata rantai covid-19, sehingga NTB sampai pada PPKM Level 1, yang artinya program atau target kekebalan kelompok (herd imunity), sukses dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan kita patut berterima kasih untuk itu.
Ketika sebagian orang masih meraba atau masih belum bisa move on dari bencana-bencana itu. Sosok Orang Nomor 1 di NTB, yang biasa disapa Bang Zul ini, berani pasang badan dari setiap cibiran dan kritikan sebagian orang, bahwa WSBK belum layak dilaksanakan di NTB. Karena dianggap infrastruktur yang belum lengkap. Belum lagi berbicara masalah pelepasan tanah dan ganti rugi/bayar lahan dan lain-lainnya, yang dianggap masih abu-abu, oleh pihak tertentu. (butuh tulisan tersendiri untuk hal ini).
Dengan satu keyakinan dan pola pikir yang melawan arus, gubernur dari PKS ini, memandang bahwa justru momentum ini, adalah momentum terbaik untuk kembali menggiatkan aktifitas ekonomi. Karena dengan ini, dunia usaha di bidang pariwisata, penginapan, travel dan rumah makan akan sangat diuntungkan.
Kehadiran para penonton di NTB untuk beberapa hari, bisa memberikan manfaat dan dampak ekonomi yang positif bagi segenap pelaku usaha dan masyarakat NTB. UKM yang sempat mati suri, bisa bangkit kembali.
WSBK Adalah Pembuktian
Lebih dari itu, WSBK ini adalah pembuktian, bahwa di daerah yang bukan menjadi titik fokus ajang pertarungan politik inilah, dihelat pesta rakyat yang lebih mendunia.
Bagi saya secara pribadi, WSBK adalah euforia kebahagiaan. Tepat H-3 sebelum perhelatan dimulai. Kami dari tim media mendapatkan bonus tiket dari Ketua DPD PKS Lombok Barat Ummi Nurul Adha.
Duduk di atas tribun tak beratap, sembari menikmati tetesan air hujan, mengingatkan saya pada masa kecil. Saya pernah sangat bahagia, ketika ijin mandi hujan diberikan oleh ayah untuk kami anak-anaknya.
Seperti itulah momen WSBK bagi saya, ada rasa bahagia yang tidak bisa diukur oleh uang, karena yang akan dikenang sepanjang hidup. Ada perhelatan dunia yang dilaksanakan di Pulau Lombok. Yang lebih mengesankan lagi adalah aksi internasional ini dipimpin oleh Bapak Dr. H. Zulkiflimansyah, M. S.I. Gubernur NTB pertama dari Partai Keadilan Sejahtera. Partai yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan bangsa tercinta.
Walaupun harus diakui, masih banyak yang perlu ditata dan dilengkapi lagi. Namun kita harus yakin langkah pertama itu, menentukan langkah selanjutnya. Dengan telah dilangsungkan WSBK untuk pertama kali ini di Sirkuit Mandalika Lombok, maka kita akan dengan mudah mengetahui, mana yang perlu ditambah dan ditambal, agar di waktu yang akan datang, bisa lebih baik lagi.
Namun secara umum WSBK telah terselenggara dengan sukses, karena sejauh mata saya memandang, tidak ada antrian toilet, tempat sholat yang tersedia lengkap dengan tempat wudhu (ke depan perlu disiapkan satu bilik tempat wudhu untuk perempuan). Harga makanan yang terjangkau, relatif lebih murah untuk seporsi bakso dengan rasa dan porsi yang hampir sama dengan bakso yang jadi langganan saya di Mataram. Dan jangan lupakan pengaturan parkir dan penyediaan bus antar jemput yang siap sedia, menurut salah satu teman, yang terbiasa ke luar negeri, "ini mah serasa liburan ke luar negeri!" Menuju tribun dengan 2 bus yang berbeda, kita dimanjakan oleh pesona indahnya alam Lombok Tengah. Wajib kita berterima kasih kepada segenap masyarakat Lombok Tengah, yang telah sukses menjaga keasrian alam seputaran pantai selama ini. Sehingga pesona lain dari WSBK adalah keindahan alam Lombok Tengah. Hal itu semakin terasa ketika menaiki bus saat pulang menuju ke parkiran masing-masing. Suasana setelah hujan, aroma tanah basah dan kilauan mentari dibalik awan. Serasa ada senandung kecil terdengar "Pada hari minggu ku turut ayah ke Kota" atau "Libur telah tiba" ala Sherina.
Euforia kebahagiaan itu semakin bertambah, ketika nama Toprak, pembalap asal Turki, keluar sebagai juara 1 dunia, mengalahkan sang juara bertahan, yang telah memenangkan pertandingan 7 kali berturut-turut. Sungguh Nikmat manakah lagi, yang akan kita dustakan?
Terima Kasih untuk Pak Gubernur dan Bu Wagub beserta stakeholder yang telah berpikir keras agar perhelatan ini dapat terlaksana. Terima kasih pula untuk tim penyelenggara, yang telah memilih Pulau Lombok sebagai tempat WSBK Tahun 2021. Sampai jumpai di WSBK-WSBK selanjutnya, dan semoga kita semua bisa menikmati kembali euforia WSBK di pergelaran motor GP bulan Maret Tahun 2022.
Nurwa Al Idris
0 Komentar