Foto: Syaefudin |
Fenomena makanan bersisa dan dibuang pada acara resepsi pernikahan atau acara apapun yang mengundang banyak orang, sudah biasa kita temui. Acara besar dan mengundang tamu tetap berlangsung di masa pandemi ini, tentu saja dengan berbagai macam kreatifitas yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid 19.
Paling trend di masa pandemi ini adalah drive thru, yang memang sudah sejak lama diterapkan dalam dunia bisnis di Indonesia. Drive thru adalah sebuah layanan pesan bawa pulang yang menempatkan pelanggan untuk dapat membeli produk dengan cepat tanpa perlu turun dari kendaraan, khususnya mobil. Biasanya juga digunakan untuk produk makanan cepat saji, namun menjadi salah satu alternatif yang aman di masa pandemi bahkan digunakan beberapa perusahaan berkelas atau perusahaan pada umumnya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada karyawannya.
Tentu saja dengan melakukan hal ini, mengurangi pemandangan kita pada tumpukan makanan bersisa di piring-piring tamu undangan. Para tamu undangan hanya menerima nasi kotakan yang dibawa pulang atau tidak makan di tempat. Pandemi yang melanda dunia saat ini juga merupakan teguran kepada kita semua agar tidak mengikuti langkah-langkah syaithon bahkan menjadi saudaranya syaithon, seperti yang tercantum dalam surah Al Isra (17) ayat 27 yang artinya, "sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
Ngeri kan kalau kita dikategorikan sebagai saudaranya syaithon hanya karena perbuatan tabdzir yang kita lakukan.
Dalam kaidah bahasa Arab, mubadzir itu menunjukkan orang yang melakukan perbuatan menyia-nyiakan harta atau membuang-buang termasuk dalam hal ini adalah makanan. Perbuatannya disebut tabdzir. Jika merenungkan ayat ini, sungguh kita semua tidak bisa terlepas dari hal-hal ini, entah dengan berbelanja barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau membeli makanan yang lagi ngetrend padahal tidak sesuai dengan lidah khas kita. Ups, bukan berarti tidak boleh ya, boleh-boleh saja selama tidak melakukan perbuatan menyia-nyiakan.
Islam hadir dalam seluruh aspek kehidupan kita untuk menjadikan hidup kita lebih teratur dan terarah. Kita diarahkan dan diatur untuk memenuhi adab-adab dalam makan dan minum untuk mendapatkan keberkahan. Terkesan sepele ya namun memberikan efek dan hikmah luar biasa bagi diri serta kesehatan tubuh kita.
Imam Al Bukhari meriwayatkan beberapa hadits terkait adab makan yaitu sebagai berikut :
1. Membaca basmallah.
“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Sufyan ia berkata; Al Walid bin Katsir telah mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar Wahb bin Kaisan bahwa ia mendengar Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah SAW, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah bersabda, "Wahai Ghulam, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu." Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.”
2. Makan makanan dari yang terdekat.
"Telah menceritakan kepadaku Abdul Aziz bin Abdullah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ja'far dari Muhammad bin Amru bin Halhalah Ad Dili dari Wahb bin Kaisan Abu Nu'aim dari Amru bin Abu Salamah ia adalah Ibnu Ummu Salah istri Nabi SAW, ia berkata, “Suatu hari, aku makan makanan bersama Rasulullah SAW, lalu aku menyantap makanan dari ujung nampan, maka Rasulullah bersabda padaku, "Makanlah makanan yang ada di depanmu."
3. Habiskan makanan di piring.
"Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa ia mendengar Anas bin Malik berkata, “Sesungguhnya Khayyath mengundang Rasulullah untuk menyantap makanan yang dibuatnya. Anas berkata, “Maka aku pun pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku melihat beliau mencari-cari labu dari sekitar piring. Maka sejak hari itu, aku pun mulai menyukai labu.”
4. Mendahulukan menggunakan tangan kanan saat makan.
"Telah menceritakan kepada kami Abdan, telah mengabarkan kepada kami Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Asy'ats dari bapaknya dari Masruq dari Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata, “Nabi menyukai sebelah kanan sejauh beliau bisa melakukannya, yakni dalam bersuci, memakai terompah, dan menyisir, dan setiap urusannya. Syu'bah katakan, Asy'ats di kota Wasith mengucapkan kata-kata lain sebelum ini."
5. Tidak makan seperti makannya orang kafir.
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad dari Nafi' ia berkata, “Biasanya Ibnu Umar tidak makan hingga didatangnya kepadanya seorang miskin lalu makan bersamanya. Maka aku pun memasukkan seorang laki-laki untuk makan bersamanya, lalu laki-laki itu makan banyak, maka ia pun berkata, "Wahai Nafi', jangan kamu masukkan orang ini. sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Seorang mukmin itu makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.'"
6. Tidak makan sambil bersandar.
"Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah menceritakan kepada kami Mis'ar dari Ali bin Al Aqmar Aku mendengar Abu Juhaifah berkata; Rasulullah bersabda: "Aku tidaklah makan sambil bersandar."
(Adab makan disarikan dari Republika.co.id, tanggal 17 Juni 2021)
Semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk meneladani Rasulullah dalam hal makan dan senantiasa berusaha menjauhi perbuatan tabdzir. Na'udzu billaahi min dzaalik.
Bontang, 12 Oktober 2021
Santi
Reli Kaltim
0 Komentar