Catatan Inspirasi Peserta Terbaik Daerah
Mukhoyyam Qur'an Wilayah (MQW) Virtual Jawa Tengah
KESEMPATAN EMAS BERSAMA AL-QUR'AN
Oleh Isnaeni Dwi Kurniawati*
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Kutengok kalender. Hari Perkiraan Lahir (HPL) bayi yang kukandung masih cukup lama, 20 September. Tapi, melihat pengalaman 5 kehamilan yang lalu, rata-rata maju. Semakin tak karuan rasa hatiku menanti hari tiba, bersamaan dengan kondisi yang semakin tak nyaman. Jalan semakin susah, tidur apalagi, kaki sering bengkak, keringat bercucuran, bahkan terakhir saat memoderatori Sekolah Pra Nikah RKI online, ketangkap kamera benar-benar ngucur keringat.
Tanggal 4-5 kutandai dengan jadwal MQW. Sebuah momen yang dari dulu offline ataupun online menjadi "kesempatan emas." Pernah di suatu MQ online tidak bisa maksimal tilawah dan hafalan karena sakit dan anak-anak qodarullah pada rewel. Akhirnya waktu itu berkali-kali hanya terucap "Afwan Afwan" di grup UPA karena tidak bisa sesemangat teman-teman sekelompok.
Kutengok mushaf. Masih di juz 19 tilawahku.
"Adek mau lahir kapan nih, sayang? Mau nunggu Ummi khatam dulu ya." Kuelus perutku yang semakin kencang.
Tak terasa air mataku menetes. Kondisi kesehatan Yang sering drop, kubisikkan dalam hati "Bismillah ketika MQW tiba, Allah berikan sehat..."
Ternyata tanggal 3 nyaris tidak bisa jalan. Ke kamar mandi pun setengah digendong oleh suami. Kesibukan mengajar di rumah tahfidh, usia kehamilan yang sudah 37 Minggu, kata dokter menjadi faktor kecapean yang cukup memengaruhi.
Aku terus berharap, dalam kondisi seperti itu tetap diberi kesempatan untuk berlama-lama dengan Al Qur'an. "Hamba ingin semakin tenang menjelang persalinan ya Allah..." karena kebiasaan sebelum persalinan, perasaan "mau mati" itu sering menghantui. Bukankah sering kita dengar juga bahwa melahirkan itu proses hidup dan mati? Meski ini adalah persalinan ke 6, tetap saja was-was itu tak hilang.
Hari pertama MQW tiba. Pukul 00.01 di tanggal 4. Allah membuatku tak bisa tidur, sehingga dini hari pun aku mulai tilawah. Bacaanku mengalir bersamaan dengan kantuk yang jauh pergi.
Kulatih jalanku pelan-pelan ke belakang untuk mengambil wudhu lagi. Bismillah bisa QL 1 juz penuh dengan surat-surat di juz 30. Sendirian, nikmat, berteman kipas angin yang menyala, menyejukkan badan yang keringat tak berhenti mengalir. Bergerak dalam ruku', sujud, berdiri, semua persendian terasa nyeri namun di hati terasa damai. Air mataku tak berhenti mengalir. "Apakah setelah ini benar-benar akan mati?" Ya Rabb begitu susah menghilangkan perasaan akan mati.
Hingga usai shalat rasa kantuk itu tiba. Kurebahkan badan dan tak lupa menyetel alarm agar tidak lewat untuk qabliyah subuh. Pukul 5 ada agenda taujih juga.
Dan waktu terus berlalu. Kondisi kesehatan belum juga stabil, namun kusyukuri Allah turunkan bahagia dalam perjuangan berlama-lama bersama Al Qur'an.
Sabtu pagi sudah kusampaikan di grup wa belajar Qur'an untuk ibu-ibu bahwa hari itu libur karena aku sakit. Ya, setiap Sabtu memang ada beberapa ibu-ibu yang belajar a ba ta di sini. Khusus Senin-Jumat untuk anak-anak, dengan dibantu mengajar oleh beberapa ustadzah. Aku benar-benar ingin istirahat. Dan istirahat di dua hari ini sungguh menenteramkan jiwa.
Seharian benar-benar tidak posting status. Nengok hp hanya untuk koordinasi di grup UPA dan telegram MQW.
Hari pertama berhasil tilawah 10 juz. Setoran hafalan sudah kusampaikan pada ketua UPA. Murojaah juz 30 Alhamdulillah terlaksana pula.
Berkali-kali kuucap hamdalah karena Allah memudahkan. Ini bukan soal hadiah yang disampaikan di awal acara MQW. Melainkan karena aku ingin sekali menghilangkan kecemasan dengan solusi Al Qur'an. Aku ingin maksimal pada kesempatan emas ini. Meski suami sempat khawatir dengan bilang "Istirahat dulu, nanti tilawah lagi. Mumpung libur, tidur dulu yang banyak."
Qodarullah hari kedua di tanggal 5, putriku yang baru genap dua tahun, diare. Rewel bukan main. Dia ingin lengket sama Umminya. Minta gendong, padahal aku sudah kewalahan dengan perut besar. Cukup menguras tenaga untuk melakukan agenda-agenda MQW. Namun sekali lagi, Alhamdulillah Allah mudahkan. Di siang hari putriku tidur tenang dan saat itu lanjut lagi kebut tilawah, murojaah dan hafalan. Meski hanya nambah 4 juz di hari kedua, bersyukur sudah bisa khatam. "Dek, Ummi sudah khatam. Jadi, adek mau lahir kapan? Bantu Ummi ya. Yang mudah saat lahir nanti...calon hafidh..." Selalu kubisikkan sounding positif.
MQW berakhir. Masya Allah begitu banyak yang kurasa. Suguhan istimewa yang tak bisa terbayar oleh materi. Al ma'tsurat kubro, Dhuha, rawatib, tilawah, tahfidh, taujih, bisa terlaksana dengan "paksaan" indah. Panitia yang luar biasa maksimal mengatur segalanya. Begitu banyak pula semangat teman-teman se Jawa Tengah yang perlu ditiru. Dari usia muda hingga yang 60-an usianya berlomba-lomba dalam taamul maal Qur'an. Inspiratif!
Semoga apapun kisah kita, bagaimanapun lika-liku kita, tetap berharap Al Qur'an selalu menjadi spirit dalam dakwah ini. Masih ingat sepenggal kalimat yang membuat jleb di hati oleh Ustadz Riyadh
🍀 "Mengharap kemenangan, tapi pengantar sebelum tidurnya adalah Facebook, WA..." 🍀
Jazakumullah telah membaca... Sampai jumpa pada MQ berikutnya. Semoga senantiasa bersemangat!
#semangat tilawah
#semangat tahfidh
#semangat tadabbur
#semangat hidup bersama Al Qur'an
*Penulis adalah peserta terbaik dari Kabupaten Batang
0 Komentar