Belajar Kuat Hadapi Pandemi dari Ibu-Ibu Pengamen di Pasar Bontang



Masa pandemi yang sudah melanda Indonesia dan dunia sejak satu tahun lebih melahirkan banyak ide kreatif manusia, agar asap dapur keluarga tetap ngebul. Di tengah ancaman Virus Covid 19 yang tidak terlihat dan serta pembatasan kegiatan masyarakat yang berulang kali diterapkan, tidak menyurutkan semangat para pencari rezeki Allah untuk tetap tegar, melambungkan ikhtiar demi menghidupi keluarga.

 

Sore itu seperti biasa, saya ke pasar mencari lauk pauk dan sayur mayur yang biasa dikonsumsi keluarga. Sejak awal pandemi, kegiatan ini selalu menjadi agenda utama karena ada kepuasan tersendiri memilih aneka macam sayuran dan lauk kalau belanja langsung ke pasar, walaupun resiko terpapar covid 19 juga besar. Do'a yang selalu tidak lupa saya lantunkan saat masuk ke pasar "A'udzu bikalimatillaahit tammaati min syarri maa khalaq" salah satu ikhtiar berlindung dari segala ancaman yang berbahaya di pasar, selain melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.

 

Ada dua pasar yang biasa saya kunjungi di Kota Bontang Kalimantan Timur ini yaitu Pasar Tanjung Limau dan Pasar Rawa Indah atau biasa dikenal Pasar Tamrin (Taman Rawa Indah). Kalau berbicara pasar, pasti tidak lepas dari pedagang dan pembeli. Apa saja bisa dicari dan ditemukan di pasar.

 

Namun, ada hal yang unik dan menarik buat saya jika memasuki kedua pasar ini yaitu mendengar lantunan lagu lewat suara merdu seorang ibu yang mengenakan pakaian muslimah, berbalut jilbab, baju panjang dan celana panjang serta kaos kaki.


Nah, ternyata saya baru sadar kemarin kalau ibu tersebut mengenakan kaos kaki. Masya Allah. Tidak berhenti sampai di situ saja rasa takjub pada beliau, dia bernyanyi sambil membawa alat sound system mini yang dipanggul di bahu dan bernyanyi menggunakan mikrofon. Kadang bernyanyi lagu dangdut namun kadang pula lagu religi. Saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menyelipkan sedikit rupiah untuk ibu tersebut.  Menghargai suaranya yang merdu dan tentu saja ikhtiar halal yang dilakukan beliau. Ahh ibu, saya begitu takjub padamu.


Biasanya ketika ada yang menyelipkan rupiah untuk beliau, dia mengucapkan terima kasih. Namun kemarin lagi-lagi saya dibuat terkagum-kagum pada ibu ini, yang saya belum mengetahui namanya.


Saat mendengar suaranya dan mendekat kepadanya untuk menyelipkan sedikit rupiah, beliau lalu berucap, B”arokallaahu Fiik, Jazaakumullah Khoir,” dan banyak lagi do'a yang terlantunkan.


Terharu dan saya belajar lagi hari itu dari ibu yang belum saya ketahui namanya. Semoga Allah senantiasa menguatkan pundak para ibu yang berjuang diluar sana demi menghidupi keluarga. Aamiin

 

Bontang, 1 September 2021


Santi

Reli Kalimantan Timur

Posting Komentar

0 Komentar