"Pak Sigit Tandes dan Kendaraan Terakhirnya"

 


Pak Sigit kami memanggilnya. Fisik sterek bak atlet,  bugar, energik,  rambut dari rapi sampai  gondrong , kulit sawo matang.

 

Beliau relawan setia kami sejak DPC PKS Tandes Surabaya mulai berbenah. Beliau selalu setia bersama kami dan tidak tertarik pindah menjadi relawan partai lain. Meski kami kadang punya dana dan lebih seringnya tipis dana jika akan melakukan kegiatan.

 

Pemilu demi pemilu yang ada menjadi kenangan tersendiri kebersamaan kami.

 

Kenangan saat beliau selalu menyempatkan ikut turun dalam pawai,  kampanye ataupun direct marketing dari rumah ke rumah.

 

Dan yang paling berkesan,  saat kami butuh tempat untuk berkumpul , beliau selalu menawarkan rumahnya untuk jadi markas pemenangan pemilu DPC PKS Tandes.

 

Rumahnya selalu terbuka untuk sekedar syuro atau rapat pekanan, buka bersama, sampai tempat tabulasi suara yang buka dua puluh empat jam juga beliau ikhlas.

 

Istri dan dua putrinya,  benar-benar dikondisikan beliau juga untuk ikhlas saat mereka harus berbagi sebagian area rumahnya untuk tempat kami berkumpul.

 

Tidak hanya fisik, tenaga,  waktu,  dan kediaman,  hati dan keluarganya pun beliau dekatkan dengan kami. Cerita kegiatan dua putrinya dan istrinya sering mampir di telinga kami.

 

Gagasan-gagasan dan diskusi berbobot tentang strategi menghadapi rival pemilu pun sering dibagikan beliau kepada para kader DPC PKS yang masih pemula. Beliau yang jauh lebih senior tentu sudah lebih banyak pengalamannya dalam menghadapi konstelasi pemilu yang bersuhu panas.

 

Pemilu 2019 kemarin pun menjadi saksi bisu perjuangan beliau bersama kami,  turun di beberapa tiitik kampanye, bantu sosialisasi ke warga kenalan dan lainnya, walaupun kami mendengar kabar dari keluarganya bahwa fisiknya tak lagi fit, sudah mulai sering sakit.

 

Pak Sigit tak pernah berubah,  tetap berusaha menawarkan bantuan apapun yang beliau bisa untuk suksesnya PKS Tandes. Spirit ini yang selalu kami rindukan.

 

Hingga saatnya telah tiba. Malam itu beliau pamit keluar kota. Ia juga mengirimkan foto lokasi keberadaannya. Namun kami tidak memiliki firasat apapun.

 

Sampai berita duka itu datang bak petir di tengah hujan.

 

Innaalillahi wa innaa ilaihi rojiun.

 

Semua pengurus segera bergerak merapat ke rumah duka,  menyambut jenazah beliau yang masih dalam perjalanan dari Semarang menuju Surabaya.

 

Dalam kesedihan kami yang dalam , kami bulat ingin mengantarkan beliau secara terhormat dengan memesan Ambulans DPD PKS Surabaya, sebagai kendaraan dakwah terakhir beliau.

 

Keinginan kuat ini dikarenakan juga,  salah satu dari kami ingat obrolan santai dengan beliau, jika meninggal beliau inging diantarkan oleh mobil PKS.

 

Pak Sigit telah berpulang ke rahmatullah meninggalkan kenangan dalam yang tidak mungkin kami lupakan.

 

Spirit perjuangan sampai akhir hayat. Spirit tolong menolong dalam dakwah. Spirit kontribusi walaupun dengan hal yang sederhana.

 

Teriring doa agar Allah memberikan tempat terbaik untuk beliau dan kami akan terus menjaga silaturahmi dengan keluarga yang ditinggalkan.

 

Selamat jalan relawan terbaik DPC PKS Tandes Bapak Sigit, semoga kita bertemu di surganya kelak. Aamiin.

 

Ummu Askar

Posting Komentar

0 Komentar