Hari-hari Berat



Oleh: Cahyadi Takariawan

Hari-hari ini, akan menjadi hari-hari berat bagi kita semua. Setiap hari harus mendengar berita kehilangan orang-orang tercinta. Sedih, teramat sangat perih.

Para ustadz, pemimpin, sahabat, kerabat, saudara, satu per satu meninggalkan kita semua. Covid merenggut mereka.

Namun kita tidak boleh larut dalam kesedihan.

Nabi mulia Muhammad saw, juga wafat. Semua dari kita juga akan wafat. Wamaa Muhammadun illarRasul, qad khalat min qablihirrusul.

“Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur" (QS. Ali Imran : 144).

Tugas peradaban masih panjang membentang. Kuatkan dirimu, saudaraku, untuk meneruskan langkah perjuangan para pendahulu.

Jika hari ini kita masih diberi kesempatan hidup, bersyukurlah. Artinya, masih ada yang meneruskan perjuangan dakwah.

Jangan lemah, jangan lengah. Jangan larut dalam kesedihan.

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman” (QS. Ali Imran : 139).

Tegarlah, wahai saudaraku. Tunaikan tugas perdabanmu. Kerjakan amanahmu, laksanakan program dakwahmu.

Jika di masa pandemi ini kita merasa berat, musuh-musuh pun juga merasa berat. Jika di antara kita ada yang terkena covid, di antara mereka juga banyak yang terkena. Jika di antara kita ada yang syahid, di antara mereka banyak pula yang binasa.

Bedanya –kita selalu berharap rahmat, ridha dan maghfirah Allah. Sesuatu yang tak pernah mereka harapkan.

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nisa’ : 104).

Mari kita lalui hari-hari yang masih Allah titipkan pada kita, dalam ketaatan. Tetap berhati-hati, laksanakan prokes, tingkatkan iman, imun dan aman.

Tetaplah istiqamah bersama jama’ah hingga akhir hayat yang indah.

Doa kami tak henti-henti, untuk ustadzuna Hilmi Aminuddin, Ustadz Muinudinillah, Ustadz Untung Wahono, Ustadz Abdullah Said Baharmus, Ustadz Tate Qomaruddin –dan semua ustadz dan saudara seperjuangan lainnya. Mereke-mereka yang pergi di kala pandemi....

Lahum, Al Fatihah.

Yogyakarta, stay at home, 18 Juli 2021

Posting Komentar

0 Komentar