KH Tengku Zulkarnain dan Pembelaannya Pada PKS



Telah berpulang ulama dan guru kita KH. Tengku Zulkarnain, Wakil Sekjen Dewan Pimpinan MUI 2015-2020, Senin (10/5/2021) sore jelang Magrib di Riau. 


Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu.


Semoga Allah SWT menerima amal kebaikannya, memaafkan segala kekhilafannya, dan ditempatkan di naungan terbaik di Jannah-Nya.


Beliau adalah sosok ulama Ahlussunah Wal jamaah yang sangat berani memperjuangkan kebenaran.


Pembelaan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai saluran politik umat juga sangat luar biasa.  


Ketika ada pihak-pihak yang mencoba menebar fitnah kepada PKS, ia tampil berusaha meluruskan. 


Contohnya soal serangan yang kerap ditebarkan pihak-pihak tertentu yaitu, "PKS Anti Maulid Nabi".


Untuk meluruskan masalah ini pada tahun 2016 lalu, sejumlah tokoh umat Islam memghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor  Pusat DPP PKS. 

Lihat videonya disini 

Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat itu, KH Tengku Zulkarnain mengapresiasi PKS menggelar Maulid.


“Hari ini saya bahagia dengan PKS yang mengadakan maulid. Selama ini ada pembusukan terhadap PKS bahwa PKS itu anti maulid," ujar beliau dalam sambutan Maulid di Markas Dakwah, DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Kamis (7/1/2016).


Ia mengatakan penyakit besar umat Islam saat ini adalah mudah terpecah belah. Umat Islam menurutnya, semakin hari semakin terpinggirkan.


Selain itu, ia juga berharap PKS sebagai partai Islam untuk terus memperjuangkan kepentingan umat Islam. Problematika umat saat ini makin berat.


Dia mencontohkan, sulitnya memperjuangkan perundangan-undangan yang berpihak kepada moralitas bangsa.


“UU pronografi, misalnya, butuh 11 tahun untuk direalisasaikan. Lalu tentang sulitnya mengesahkan rancangan undang-undang perbankan syariah,” katanya.


Ia menjelaskan tentang bukan keberpihakan terhadap agama tertentu, namun tentang keadilan di negeri. Anak yang beragama Kristen yang tinggal di Aceh berhak mendapatkan pendidikan agama dari gurunya yang Kristen. Anak yang beragama Hindu yang di Riau berhak mendapat pelajaran agama Hindu dari guru yang beragam Hindu.


“Kita tentu berharap pada politisi PKS yang ada di DPR semoga bisa memperjuangkan Islam di sana," imbuhnya.


Saat itu turut hadir juga sejumlah tokoh umat Islam, antara lain KH Ahmad Sadeli Karim (Mathlaul Anwar), KH Abdul Rasyid Abdulloh Syafi'i (As-Syafi'iyyah), Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf (Pimpinan Ma'had Atstsaqofiyah), KH M Nazar Haris (PB PUI), KH Achmad Satori Ismail (IKADI), KH Ahmad Shabri Lubis (FPI), KH Tengku Zulkarnain (MUI), Ustadz Adnin Armas (MIUMI), dan KH Bahtiar (Al Irsyad Al Islamiyah).


Hadir juga perwakilan dari ormas Islam seperti DDII, ICMI, PARMUSI, Jam'iyyah Al Washliyah, dan Al Ittihadiyah.

Setahun lalu, ia juga mengisi kajian Ramadhan di DPW PKS Provinsi Riau dengan tema, "Politik Menyatukan Umat" klik videonya disini 

Posting Komentar

0 Komentar