Ketua DPC PKS Pasar Rebo, Mengingatkan Kami Tentang Servant Leadership




Oleh Pemi Ludi


Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi orang lain untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Caranya bermacam-macam, tergantung gaya kepemimpinannya. Ada yang dengan powernya memaksa, ada yang memotivasi, ada yang mengajak.


Di tahun 70an muncul sebuah konsep baru "Servant Leadership", konsep kepemimpinan yang melayani. Padahal konsep Servant Leadership ini sudah jauh lebih dulu dikenal pada masyarakat muslim.


Ingatlah kisah Yahya bin Aktsam yang bercerita, “Pada suatu malam aku menginap di rumah Amirulmukminin al-Makmun. Aku terbangun di tengah malam karena rasa haus yang sangat, maka aku pun bangkit (mencari air). Tiba-tiba Amirulmukminin berkata, “Wahai Yahya, apa gerangan yang terjadi?” Aku menjawab, “Demi Allah, aku sangat haus wahai Amirulmukminin.”


Lalu, Khalifah Makmun bangun seraya membawa seteko air untukku. Aku berkata, “Wahai Amirulmukminin, mengapa tidak kau suruh pembantu atau budak saja?” Beliau menjawab, “Tidak.” Karena bapakku meriwayatkan hadis dari bapaknya dan dari kakeknya dari Uqbah bin ‘Amir ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, ‘Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.’” (HR Ibnu Asakir, Abu Nu’aim).



Sesungguhnya kita tidak akan kekurangan cerita tentang pemimpin di masa salafus shalih yang memposisikan dirinya sebagai pelayan umat dengan sebenarnya. Hal itu pulalah yang diadopsi oleh Ketua DPC PKS Pasar Rebo, Syamsul Bachri. Dalam kegiatan-kegiatan DPC, Ustadz Syamsul tidak hanya mendorong atau mengajak, tapi beliau juga turun tangan ambil bagian sebagai pelayan.


Di masa-masa sekarang ini, kita rindu sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab yang memanggul gandum sendiri untuk rakyatnya yang kelaparan. Kita rindu sosok panglima seperti Abu Ubaidah bin Jarrah yang memberikan makanan daging dan kaldu untuk prajuritnya, sementara hanya remahan roti dan beberapa butir kurma untuk dirinya sendiri.


Dari diri sendiri kita memulai profesionalisme dalam memimpin, karena setiap kita adalah pemimpin minimal bagi diri kita sendiri. Dari lingkup terkecil dan terdekat, kita mulai untuk melayani. Semoga dengan ini Allah berkenan menganugerahi kita pemimpin yang adil dan besar kasih sayangnya pada kita.[]

Posting Komentar

0 Komentar