Ada Ikan, Semua Senang. Makan Ikan, Maluku Tenang



Makan ikan memang sudah biasa di Maluku. Rata-rata, penduduk tiap hari makan ikan. Karena kondisi tersebut kebutuhan makan ikan sangat tinggi di Maluku. 


Di daerah perbukitan karena akses jalan yang jauh jadi jarang dilalui penjual ikan, apalagi pada saat musim gelombang kebutuhan ikan sangat sedikit, hingga penduduk mengganti ikan dengan telur atau mie.


"Ibu, katong ini sudah makan ikan tiap hari. Tapi datang ikan susah, katong seng makan ikan, rasa pusing-pusing," keluh salah satu warga, yang menerima paket ikan di program 'Ayo Makan Ikan' kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Anggota DPR RI Dapil Maluku Sadiah Uluputty


Uluputty bercerita disela-sela diskusi, ketika tim humas datang di kediaman beliau, ternyata pengumpulan 1000 paket ikan yang dibagikan ke warga itu sangat susah, mereka harus menelusuri tiap pasar yang ada, dan sempat tidak mencukupi target. 


"Kalau kayak bagini Maluku bagaimana bisa jadi Lumbung Ikan Nasional, cari ikan di pasar saja susah. Ini bisa dinamakan inflasi kebutuhan ikan. Apalagi saat menjelang lebaran ikan sudah susah baru harga mahal lai," Ungkap Caca yang berkerudung oranye.


Dalam kunjungannya tersebut Uluputty mendapatkan sentuhan masyarakat, yang penuh haru ketika dirinya langsung turun, dan membagikan paket ikan tersebut.


"Ibu e, beta kalau liat ibu foto di jalan-jalan, di kalender, paleng suka senyum. Beta bertanya-tanya kapan bisa ketemu ibu, ternyata ibu datang par katong sandiri, terima kasih ibu. Semoga sehat-sehat, dan bisa liat katong lai," peluk dan air mata menjadi syahdu dalam pertemuan ini. Keduanya berpelukan, yang diikuti dengan bisikan doa untuk Srikandi Maluku ini.


Selain itu, konsumsi ikan juga baik untuk pencegahan stunting, atau kekurangan gizi terutama untuk ibu hamil dan anak-anak. 


"Konsumsi ikan sudah terbukti bermanfaat tidak hanya untuk pertumbuhan mencegah stunting. Tetapi juga perkembangan dan mencegah penyakit saat dewasa nanti," kata Guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institusi Pertanian Bogor, Hardinsyah.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar terbaru Kementerian Kesehatan setidaknya 30,8 persen balita di Indonesia memiliki tinggi badan tidak sesuai dengan usianya, atau biasa disebut dengan stunting. 


Kekurangan gizi kronis tidak hanya berdampak terhadap gagal tumbuh secara fisik atau berat lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus. 


Namun juga rentan terhadap gangguan penyakit tidak menular, dan dapat menghambat pertumbuhan otak yang dapat mengganggu pertumbuhan motorik.


"Nah, Alhamdulillah di sini ada anak-anak, dan ibu hamil, jadi harus banyak makan ikan. Jika pemenuhan gizi pada anak baik, insyaAllah anak-anak yang kita harapkan ini akan menjadi generasi emas di masa mendatang," jelas Uluputty di Dusun Karanjang Wayame, ikan juga dibagikan untuk 6 dusun lainnya yang terletak di bukit.


Kedepannya Maluku sebagai ikon Lumbung Ikan Nasional, juga akan menjadi perpanjangan tangan dari kemajuan bangsa dalam sisi ekonomi dan kesejahteraan, dengan catatan potensi perikanan di Maluku diperhatikan serta dikelola dengan masterplan yang tepat.


"Maluku bukan saja menjadi objek, tapi juga sebagai subjek untuk berpartisipasi guna  membangkitkan kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat. 


Olehnya itu, kita harus mempersiapkan sarana prasarana penunjang, dan pemetaan daerah-daerah sentra perikanan, agar potensi-potensi ini bisa dikelola dengan baik," harapnya.

Posting Komentar

0 Komentar