Nostalgia, Bersama PKS #19tahunmelayani di Tenjolaya



Ijinkan saya berbagi cerita mengenang sembilan belas tahun bersama dalam biduk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya tentunya bukanlah pendiri partai ini, juga bukan pejabat teras partai ini yang merupakan representasi geliat partai dalam kancah perpolitikan nyata.

 

Saya hanya menyokong yang menyusuri jalan-jalan, bercanda dengan sesama aktivisnya, makan nasi bungkus saat aksi atau kampanye dengan ongkos sendiri. Berjalan jauh dengan motor kesayangan ke pelosok-pelosok desa dan pegunungan.

 

Saya hanyalah yang pernah ikut menjadi calon anggota legislatif, yang kemudian tidak dilantik sebagai anggota dewan yang terhormat namun tetap senang bisa ke sana ke mari menjajakan partai dan nomor urut gang demi gang.

 

Saya hanyalah yang pernah mencari nenek-nenek peserta kampanye akbar yang nyasar keluar dari rombongan hingga dicari berjam-jam ternyata sudah nongkrong berada di rumah dan tidak bisa di “miss call” karena tidak mempunyai handphone.

 

Membuka daerah-daerah baru yang sama sekali tidak ada kader PKS sebelumnya, mengajak para tokoh masyarakat yang manggut-manggut saja saya jelaskan ngalor ngidul tentang PKS eh ujungnya bertanya, "Bapak sebenarnya ke sini mau apa?" Sudah ngomong sekian jam ternyata nggak nyambung. Ini kendala di lapangan yang Subahanallah mengantarkan saya kepada kematangan berinteraksi dengan masyarakat. Bahwa berpartai itu nyatanya perlu bergumul dalam jarak dekat pemikiran orang kebanyakan.

 

Ada banyak foto yang bisa mewakili ingatan kebersamaan dalam partai ini, namun ingatan dalam pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman yang dilalui gambar lebih jelas bahkan tidak bisa dihapus sebagaimana file foto-foto itu yang bisa dengan mudah terhapus atau terkena virus komputer.

 

Mungkin orang banyak bertanya mengapa saya tetap berada di PKS walaupun pandangan yang tidak menyenangkan masyarakat luas tentang PKS sering kita saksikan baik dalam dunia maya maupun dunia nyata. Saya kira ini masalah cara memandang kebaikan dengan bingkai yang berbeda. Yang nantinya akan terbukti bahwa muara kebaikan yang sebenarnya pastilah akan bertemu.

 

Dalam kilasan waktu sembilan belas tahun itu, ternyata ada banyak kisah tentang pengorbanan teman-teman yang merelakan waktu tidurnya terganggu untuk menempel poster, spanduk, baliho atau begadang menjaga suara hingga pagi bahkan terkadang kita tidak pernah berjumpa dengan gambar orang yang ada dalam alat peraga itu. Dan sekali lagi kita percaya mengapa kita perlu untuk melakukan itu semua. Saya dan teman-teman melakukannya dengan penuh kesadaran, juga bukan karena bayaran, karena bahkan terkadang saya dan teman-teman sendiri yang membiayai itu semua. Saya kira, saya dan teman-teman tidak pernah menyesal melakukan itu semua. Kami, saya dan teman-teman melakukannya dengan senang-senang saja. Dan insya Allah akan terus seperti itu.

 

Selamat Milad PKS yang ke sembilan belas, penuh berkah, Insya Allah.

 

Eka wardana, S.Sos., S.Pd.

Penggiat Kegiatan PKS di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor

Posting Komentar

0 Komentar