Karena PKS, Emak-Emak jadi Paham tentang Perda Penyelenggaraan Pendidikan Karakter



Sore itu, Sabtu 3 Maret 2021, langit gelap menggelayut di sekitar Kapanewon Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Hujan lebat sepertinya akan segera tumpah.

 

Tapi itu tak menyurutkan semangat Emak-emak kader dan simpatisan PKS untuk hadir dalam acara "Evaluasi Perda Kabupaten Kulonprogo No.18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Karakter" di kediaman anggota DPRD Partai Keadilan Sejahtera, Agung Raharjo, di Kelurahan Donomulyo.

 

Di tengah tantangan jaman yang semakin kompleks, Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Budaya luhur yang kian tergerus, kecanggihan teknologi yang membawa sekian banyak manfaat sekaligus mudharat, hedonisme, mengepung anak-anak kita.

 

Maka kita mendapati sekarang ini, anak-anak yang perilakunya semakin memprihatinkan. Semaunya. Tak peduli. Kurangnya kesopanan. Tenggelam bersama gadget di genggamannya.

 

Tentu ini sangat mengkhawatirkan. Karena merekalah generasi harapan bangsa. Di tangan mereka, bangsa ini akan berjaya. Atau sebaliknya.

 

Maka Pendidikan karakter, atau bahasa kita mungkin bisa disebut pendidikan akhlak, mutlak diperlukan. Dan ini harus melibatkan semua pihak. Siswa, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

 

Salah satu ikhtiar dari Pemerintah adalah dengan mengeluarkan Perda Penyelenggaraan Pendidikan Karakter, yang diharapkan akan membawa hasil yang baik, bagi semuanya.

 

Diskusi mengalir dengan santai dan hangat. Peserta bertanya, berbagi pengalaman, nguda rasa dan memberikan saran-saran. Yang dijawab Pak Agung dengan penjelasan yang runtut dan jelas.

 

Untuk menuju pendidikan yang baik, dibutuhkan perjalanan yang panjang. Tidak seketika. Apalagi saat ini sedang pandemi. Banyak pembelajaran yang harus disesuaikan karena wabah ini memerlukan protokol kesehatan yang ketat.

 

Tapi kita harus tetap optimis. Terus berbuat kebaikan. Dan mengajak banyak orang untuk berbuat kebaikan. Agar kebaikan bisa dirasakan dimana-mana.

 

Masih banyak yang ingin dibahas, tetapi karena waktu sudah beranjak senja, maka pertemuan sore itu harus diakhiri.

 

Selepas Isya, giliran bapak-bapak dan mas-mas yang berdiskusi tentang hal yang sama. Di tempat yang sama.


Erry Krisdwianti 

Reli Kulon Progo Yogyakarta 

Posting Komentar

0 Komentar