Ciri "Dunia yang Baik-Baik Saja" di Mata Seorang Cat Lovers




Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)

(HR Al-Bukhari : 2363)



Belakangan ini banyak berita miris mampir di beranda media sosial para animal lovers, khususnya para cat lovers. 

Ada video viral seorang bapak yang kedapatan menyiksa induk dan anak-anak kucing hingga sekarat, ada anak kucing yang mati dipukul gagang sapu, ada oknum polisi yang buang kucing ke kali, ada yang sengaja memvideokan aksi penyiksaan pada kucing peliharaannya, ada kucing-kucing yang "diculik", dikarungin, dibunuh, dimutilasi, dikuliti untuk kemudian dagingnya dijual. 

Cuma itu? Tentu tidak, Sobat... Itu yang ketahuan. Yang tidak ketahuan juga masih buanyaaak. 


Di media sosial IG, saya banyak mengikuti akun-akun para pencinta hewan. Terutama para penyayang kucing. Kegiatan mereka beragam. Ada yang membuat shelter khusus kucing-kucing sakit dan terlantar, ada yang khusus merawat kucing-kucing sakit lalu setelah sehat boleh diadopsi, ada juga yang aktif melakukan street feeding (memberi makan kucing-kucing jalanan) dan TNR (Trap, Neuter, Return) yakni mengambil kucing-kucing liar di jalan untuk kemudian membawanya ke klinik hewan untuk disteril, setelah pulih, kucing dilepaskan kembali ke habitatnya. TNR, biasa dilakukan untuk menekan populasi kitten-kitten (bayik dan anak kucing) di jalanan. Steril kucing aman? Insya Allah aman, tanya saja sama pemilik kucing yang kucingnya udah disteril, katanya malah si kucing juga lebih sehat. 


Selain itu akun-akun animal lovers juga sering memberikan informasi seputar kasus kekerasan kepada hewan, kisah penyelamatan hewan, tips, dan trik merawat hewan dan berbagai info menarik lainnya seputar hewan. 


Lantas ini jadi pertanyaan dalam benak banyak orang, kenapa sih segitunya sama kucing? Sama hewan? Manusia tuh sudah terlalu banyak beban hidup, deh kayaknya, beban masalah apalagi, please lah, kenapa sih harus ngurusin dunia perikehewanan?


Begini, sobat, karena bagi para animal lovers, hidup terlihat sangat baik dan ideal, saat manusia mampu bersikap baik pada makhluk hidup lainnya. Tidak harus mengelus, memeluk, menyentuh, bahkan memelihara dan merawat hewan-hewan yang sakit, tidak. Ya minimal, tidak menyiksa hewan-hewan terutama kucing yang memang gemar berkeliaran di sekitar lingkungan hidup kita. 


Pernah lihat, tidak, acara-acara animal rescue di akun YouTube mancanegara, sebutlah The Dodo dan Kritter Klub? Kalau belum, yok, monggo dicari dan diklik salah satu video, saja, "animal In Crisis" kucing misalnya di akun YouTube Kritter Klub Korea, hati kita "insya Allah" akan tersentuh. Ya kalau ndak tersentuh juga yo ndak tahu saya juga bakal bingung bagaimana menilai nurani kita.


Atau cari saja video-video dokumenter tentang hewan liar terutama kucing-kucing di Istanbul, Turki. Pasti banyak kisah inspiratif akan kita dapatkan setelah menontonnya. Kadang malah merasa iri, karena di benak ada pertanyaan, Indonesia apa bisa seperti itu, ya? 


Sebetulnya bisa kalau pemerintah, melalui dinas terkait dan masyarakat dibantu animal lovers bersinergi, ditambah "ada dananya". Tapi kayaknya karena terlalu banyak pekerjaan rumah Indonesia tuh, alhasil, kalau soal hewan, yaaa... Gimana yaaa jadi nomor sekian dan sekian, mungkin yaa... Paling bisa kita tanya ya ke kementerian peternakan dan kesehatan hewan, KLHK, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), Fakultas Kedokteran Hewan atau dokter hewannya, maybe, atau para penyayang hewan pada umumnya aja sih kayaknya...


Padahal sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya muslim, patutnya kita ketahui bahwa Islam juga sangat memperhatikan hal ini. Adab terhadap hewan. Ingat kan,

Kisah Abu Hurairah dan Rasulullah sama kucing? 

Lalu bagaimana Islam mengajarkan adab terhadap hewan kurban,  meminimalkan rasa sakit dan stres saat akan menyembelih hewan kurban, pokoknya mah kalau dipraktikkan, mah, Islam udah Rahmatan lil Alamin banget, sih... Cuma ya kita ini penganutnya... kadang suka seenaknya saja menyalahartikan aturan dan maksud tujuan. 


Padahal, jika kita mau sejenak jujur-jujuran, mengenai kasus kekerasan terhadap hewan, kenapa sih para animal lovers begitu geram terhadap kasus-kasus yang ada? Ya karena biasanya kasus penyiksaan terhadap hewan (yang lemah) dikhawatirkan menjadi sebuah tanda bahwa orang tersebut a.k.a yang menyiksa jadi mudah berbuat jahat juga sama manusia. Ada beberapa contoh, kan, kasus pembunuhan, pembunuhan berantai yang dimulai dengan aksi penyiksaan/kekerasan terhadap hewan?


Dan lagi, memangnya ada ya hukum yang mengatur hal ini? Ada pasal yang bisa menjerat pelaku kekerasan hewan?


Sebetulnya ada.


- Pasal 92 Peraturan Pemerintah No. 95 tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan


- Pasal 92 Peraturan Pemerintah No. 95 tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan


- Pasal 66 UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan


- Pasal 406 ayat(2) KUHP yang mengatur tentang perbuatan yang merusak dan menghilangkan hewan milik orang lain. 


- Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa


- Pasal 21 ayat (2) UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya


- Universal Declaration on Animal Welfare (UDAW) tentang perlindungan kesejahteraan hewan.


- Animal Welfare Act yaitu untuk mengatur perbuatan manusia terhadap hewan. 


- Humane Slaughter Act ; aturan pemotongan hewan ternak yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat. Inti dari regulasi ini adalah meminimalkan rasa sakit saat hewan ternak disembelih. 


- Endangered Species Act (ESA) yang mengatur tentang perlindungan hewan langka.


Hanya... Lagi-lagi hanya.... Jika disalahartikan, jika salah diterapkan dan ditetapkan atau hukumnya dianggap sudah tak lagi relevan, bisa-bisa banyak orang bakal teriak karena dipaksa jadi vegetarian, karena tak ada lagi kegiatan kurban, bisa jadi para peneliti yang objeknya kebetulan binatang tak bisa bergerak karena aturan. 

Makanya, memang perlu kiranya ada sosialisasi kembali soal pasal-pasal yang menjerat ini karena masyarakat juga masih banyak yang belum paham, pasti.


Wah, terlalu jauh masuknya ke situ, ya... Kalau mau lebih jelas tanya ke ahli Hukum aja ya. Atau baca-baca saja di website hukum online. 

Sudahlah sampai di situ saja, intinya, dunia nampak ideal bagi seorang cat lovers adalah saat masyarakat tidak berbuat semena-mena terhadap hewan apalagi kucing. Kalau bisa hidup berdampingan, kasih sedikit makanan, ya kenapa harus serakah? Kalau tidak tahu cara memperlakukan hewan-hewan ya kenapa tidak bertanya? Dan kalau tidak tidak suka ya boleh atuh lah minimal tidak menyiksa. Sudah, itu saja sebetulnya. 



Allah menciptakan alam semesta ini dengan sangat seimbang. Dunia menyediakan berbagai macam kebutuhan untuk manusia, adanya "rantai makanan" bukan sembarang pelajaran saja tentunya. Jika salah satu jenis makhluk misal manusia sudah merasa serakah dan ingin memusnahkan makhluk hidup lainnya, nah tinggal dikira-kira saja apa yang akan terjadi pada keseimbangan alamnya?


“Barangsiapa yang tidak belas kasih niscaya tidak dibelaskasihi” (HR Al-Bukhari ; 5997, Muslim : 2318)



Annie,

Tukang ngasih makan kucing teras

Pandeglang, 2021

Posting Komentar

0 Komentar