Bagaimana Menjadi Guru yang Tahan Godaan



Kita lebih mengenal istilah ketahanan nasional, ketahanan pangan atau ketahanan keluarga. Namun bagi seorang guru, penting juga untuk dapat memiliki sebuah ketahanan sendiri, yakni ketahanan guru. Ketahanan guru sangatlah vital karena itu merupakan pondasi utama seorang guru agar tak roboh dan goyah diterpa berbagai problematika yang meliputi seputar pekerjaan atau kehidupan dari profesi guru.


Daya tahan seorang guru untuk dapat terus merasa nyaman, betah dan bahagia menjalani profesi guru tidaklah mudah. Godaan dan ujian hampir dipastikan hadir menggerogoti keyakinan seorang guru untuk terus berdedikasi dan mengabdi. Hanya karena kecintaan pada profesi guru, rasa bahagia kala bersama siswa, dan puas tatkala mengajarkan sesuatu, di antara senjata pamungkas melawan derasnya godaan.


Godaan seorang guru juga bermacam-macam. Ada godaan internal dan eksternal. Godaan internal lebih pada tantangan motivasi diri berupa menurunnya nilai 'keikhlasan' guru, melemahnya semangat mengajar, dan rendahnya keinginan untuk berprestasi. Biasanya penyakit ini menjangkiti mereka yang dari kalangan ASN, atau para guru yang masa baktinya sudah cukup lama. Pemicunya karena mereka merasa cukup atau juga lantaran merasa jenuh. 


Sementara faktor eksternal, di antaranya godaan mendapatkan profesi lain yang dianggap lebih cerah dari sisi penghasilan atau kesejahteraan. Di antara mereka yang sudah menjadi guru, ada yang masih terjebak, seolah profesi guru hanyalah pelarian atau keterpaksaan dari keadaan, di mana sebenarnya ada profesi lain yang lebih menjanjikan. Namun karena tak didapat, jadilah dia seorang guru. Atau, ada juga yang merasa sudah bangga menjadi guru, namun belum merasa cukup pendapatannya, sehingga di luar waktu mengajar dihabiskan untuk menghabiskan porsi 'usaha lain' yang berimplikasi pada terkurasnya energi. Alhasil, ketika mengajar menjadi tidak fokus atau malah kurang bergairah.


Alhamdulillah, banyak juga di antara guru, mereka yang bukan sarjana kependidikan, namun karena cintanya pada dunia pendidikan, rasa suka dengan dunia anak, atau ketertarikan dengan pahala besar yang menanti seorang guru, akhirnya mereka nyaman menjalani profesi guru. Dengan sendirinya mereka menjadi orang yang berdedikasi tinggi. Bahkan tak sedikit yang rela diterjunkan di daerah-daerah terpencil atau pulau terluar Indonesia, lantaran ketenteraman yang didapatkan tatkala mengajar dan mendidik.


Mereka inilah yang meyakini benar apa kata Rasulullah Saw : “Sesungguhnya Allah, para malaikatNya, penduduk langit dan bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR Tirmidzi).


Ya, seorang guru perlu dijaga. Bukan oleh mereka saja pelaku pendidikan. Tetapi semua manusia wajib menjaga seorang guru agar tetap bertahan sebagai guru, baik mempertahankan 'keimanannya' untuk tetap menjadi guru yang lurus dan benar, juga mempertahankan jasadnya agar tetap setia berada di ranah didaktis, tak silau dengan profesi lain. Sebab guru adalah penjaga generasi bangsa, pencipta peradaban mulia. Maka sudah sewajarnya guru harus diperhatikan lebih, baik oleh pemerintah, pimpinan lembaga pendidikan atau yayasan, wali murid, dan seluruh elemen masyarakat.


Aktivitas Guru Agar Tetap Asyik

Di antara aktivitas yang dilakukan untuk memupuk ketahanan guru yaitu : rihlah (jalan-jalan), olahraga, makan-makan, kunjungan ke rumah guru (silaturahmi) dalam rangka mengekalkan hubungan sesama pendidik, kunjungan ke rumah siswa (homevisit) bukan sebatas tugas saja melainkan membina hubungan baik dengan orangtua, banyak membaca buku, banyak beribadah agar rasa syukur terus dipelihara, serta ikut berbagai pelatihan agar terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas. Pelatihan yang bukan sekadar bertema profesionalitas, namun penting juga pelatihan tentang spiritual dan motivasi. Tentunya semua disesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang.


Kegiatan-kegiatan tersebut insya Allah dapat mewujudkan ketahanan guru. Satu hal yang tak boleh dilupa : ini adalah amanah dari langit. Allah memilih kita (guru) sebagai satu di antara hamba pilihannya untuk menekuni bidang ini. Sebuah jalan pembuka kebaikan manusia dan ruang bercahaya mencerdaskan anak bangsa.


John F. Kennedy pernah berucap “There will be no progress unless people want to believe in tomorrow.” Artinya, tidak akan ada kemajuan kecuali orang–orang mau percaya adanya esok hari.


Teruslah berjuang dan bertahan. Guru nyaman, anak tenang, masa depan bangsa pun cemerlang. Insya Allah.

Wallahua'lam.


Serang, 8 Maret 2021

Oleh : Tb Moh Sholeh


(Penulis adalah seorang guru sekolah swasta di Serang Banten)

Posting Komentar

0 Komentar