Antara Posisi dan Kontribusi dalam Organisasi


Di organisasi manapun, peran anggota merupakan komponen penting dan vital. Partisipasi anggota atau individu dalam organisasi menjadi lebih esensial, ketika organisasi tersebut memulai menjalankan fungsi organisasi. Karena tanpa peran serta mereka, maka fungsi organisasi tersebut akan sulit berjalan mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam organisasi tersebut, para anggota mempunyai peran yang beragam dari yang terlihat simpel, ringan hingga mempunyai tunggung jawab yang besar, berat, dan rumit. Dan masing-masing anggota tersebut, bekerja menyelesaikan tugas sesuai dengan peran dan kapasitasnya. Hingga tercipta kerjasama yang harmonis, saling melengkapi dan menguatkan.

Belum lama ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyelesaikan hajatan besar, restrukturisasi, suksesi kepemimpinan dari pusat hingga tingkat cabang melalui mekanisme partai yang berlangsung secara bermartabat dan demokratis.

Dari hasil Munas (musyawarah nasional) hingga Muscab (musyawarah cabang) tersebut, selalu memunculkan wajah-wajah baru. Kalau di level nasional muncul tokoh muda seperti Dokter Gamal, maka di level daerah juga terlihat tokoh-tokoh lokal yang berperan dalam kepemimpinan DPW hingga tingkat cabang. Ini menunjukkan bahwa, regenerasi kepemimpinan di tubuh PKS berjalan secara baik.

Dari sekian kader yang terpilih untuk menduduki jabatan di struktur, juga banyak terdapat kader yang tidak mendapat amanah di posisi strategis, namanya tidak tercantum di susunan struktur baik tingkat pusat maupun tingkat cabang (kecamatan). 

Lalu, bagaimana dengan kader-kader tanpa jabatan tersebut? Padahal, bisa jadi secara kapasitas, keilmuan, dan skill mereka lebih mumpuni, ketimbang kader yang duduk di struktur. 

Sesuai dengan fungsi esensi anggota dalam organisasi seperti disebutkan di atas, bahwa masing-masing anggota punya peran kontribusi baik yang duduk di level pengurus struktur maupun anggota biasa yang tidak memiliki amanah atau jabatan. Jadi, berkontribusi itu bukan hanya milik pengurus struktural saja, tapi menjadi peran bagi seluruh kader atau anggota. 

Karena sejatinya, dalam tradisi di PKS, setiap kader terbina mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sama baik yang duduk di struktur maupun kader yang tidak memiliki amanah jabatan. Masing-masing dituntut untuk berkontribusi baik tenaga, pikiran, maupun harta. Hanya berbeda di level peran, amanah dan tanggung jawab saja. 

Hal ini sesuai dengan prinsip ilmu manajemen modern, bahwa tiap individu dalam organisasi yang berfokus kepada kontribusi dan mengambil tanggung jawab atas segala hasil, akan dianggap sebagai “manajemen puncak” walaupun dia adalah seorang junior.

Dalam konteks humanisme, kontribusi merupakan wujud aktualisasi aktifitas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Aktifitas tersebut, dapat ditampilkan dalam bentuk saling menguatkan, saling menolong, dan saling menyempurnakan. 

Khalifah yang arif dan bijaksana tentu akan selalu memberikan kontribusi yang dibutuhkan masyarakat sekitarnya. 

Maka, ketika nama kita tidak tercantum dalam susunan struktur, kita tidak perlu bersedih hati, dan jangan baper. Karena sebagai individu, kita masih bisa berkontribusi sekecil apapun, walau misalnya hanya sebagai petugas kebersihan, penjaga pintu atau hanya merapihkan alas kaki dalam sebuah acara.

Dan Alquran telah memberikan pelajaran berharga tentang kontribusi, bahwa berkontribusi itu lebih utama daripada eksistensi. Disebutkan dalam Al-quran, bahwa jumlah nama nabi dan rosul yang wajib diketahui berjumlah 25 orang. 

Padahal, menurut hadist yang diriwayatkan Ahmad menyebutkan, "Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali.”

Jumlah nabi ada ratusan ribu yang berdakwah "laili wannahar" baik siang maupun malam, tanpa lelah baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Tapi yang disebutkan dalam Al-quran dan wajib diketahui hanya 25 nabi. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa kalau nama kita tidak disebut, bahkan kinerja kita dalam berkontribusi tidak diapresiasi struktur, sikap kita biasa saja. Wakafa billahi syahida, cukup Allah SWT yang menjadi saksi. 

Saya teringat nasehat ustad Sahroni Mardani, Dai asal Jakarta saat memberikan taujih di Serpong Utara, Kota Tangsel belum lama ini, bahwa berkontribusi itu lebih utama daripada hanya numpang eksis di organisasi. "Buat apa eksis kalau tidak ada kontribusinya!"

Jadi, mari perbanyak kontribusi dibagian apapun untuk membesarkan PKS ini, hingga menjadi partai dambaan rakyat.

Cipto

#

Foto: DPRa PKS Jurangmangu Barat Tangerang Selatan

Posting Komentar

0 Komentar