Anggota Faksi Rambut Gondrong Bukan Hanya Cing Mabruri


Pengurus PKS yang rambutnya gondrong bukan hanya Cing Mabruri yang Ketua Bidang Humas DPP itu, di Palembang Sumatera Selatan ada juga yang mbandel ogah potong rambut. 

#

Pertengahan Februari 2021, jelang satu tahun pandemi Covid-19. Rambutnya masih gondrong, bahkan semakin menutupi wajah laksana Gerandong.


Sebagai orang yang paling populer di acara apa pun karena biasa nongol di depan audience hingga di depan pemateri langsung (soalnya tukang foto, sih). Karakter seramnya itu sudah menjadi brand beberapa tahun belakangan. Sering tampil dalam foto selfie bareng Anton Jundi di akun media sosialnya atau di stiker yang bergambar dirinya membawa kalashnikov alias AK-47.


Terakhir kali rambutnya pendek pada 2017, sebelum Pilkada Kota Palembang 2018. Anak keempatnya pun belum lahir.


Apa tidak ada yang melarangnya segondrong itu? Banyak sekali. Sebanyak alasan yang dilontarkannya pula.


"Kapan Bi, potong rambut?" tanya istrinya.


"Nanti, kalo menang pilkada," jawabnya.


Pertama, menunggu kemenangan calon walikota Palembang yang diusung oleh PKS. Calon yang dulunya berseberangan dengan PKS, kini jadi satu barisan. Begitu juga sebaliknya, calon yang dulu didukung PKS, kini berseberangan.


Saat calon walikota paling legend (karena sudah tiga kali maju) se-Palembang Sarimuda nyaris menang hanya dengan selisih 8 suara saja. Sebagai simbolisasi kemenangan, maka dicukurlah delapan kepala pendukungnya hingga plontos. Kemenangan 0,0 sekian persen itu ambyar oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.


"Kapan Bi, potong rambut?" tanya istrinya, usai kekalahan jagoannya di Pilkada 2018.


Kali ini, kalo masih belum potong rambut juga. Apa perlu jadi Delaila? Yang nekat diam-diam memangkas rambut Samson saat ia tertidur.


"Bentar, masih ada Pileg 2019," katanya menawar.


Sempat ingin mencukur rambut, namun akhirnya memilih menunggu hingga Pemilu Legislatif 2019. Pemilu paling bersejarah dengan meninggalnya 894 petugas KPPS karena kelelahan dan 5.157 petugas lainnya jatuh sakit.


Calon presiden yang digadang-gadang PKS sejak 2014 ternyata masih kalah, bahkan persentase suaranya turun. Rakyat makin terbelah, antara yang makin gondrong dengan yang tidak.


Tidak ada yang menyangka tahun 2020 menjadi tahun kelam. Sekelam resesi ekonomi, pandemi mulai menjangkiti semua negara. Yang kaya jadi miskin, yang miskin makin missqueen.


Jangankan buat potong rambut, buat makan saja susah. Kegondrongan merajalela. Dunia serasa makin gelap, karena tertutup rambut hingga ke muka.


Hanya PKS dan satu-dua orang saja yang berani menjadi oposisi terhadap kemapanan. Biarlah dianggap jelek, dari pada ganteng doang, jemput cewek di depan gang.


Akhirnya, hari pemotongan telah tiba. Bukan Hari Raya Idul Adha, tetapi hari potong rambut yang ditunggu-tunggu oleh selain yang punya rambut.


Anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Sumatera Selatan Mgs Syaiful Padli mengambil sikap terkait hal ini, sebelum Presiden AS tiba di Palembang, Senin (15/2/2021) harus ada pemotongan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Meski tak terlalu yakin presiden akan hadir karena situasi pandemi, dimana daerah-daerah lain banyak digabung untuk menyelenggarakan acara pelantikan Dewan Pengurus Wilayah secara virtual, namun demi Presiden AS, segera ia berangkat ke barber shop meski tak membawa uang yang cukup.


Waktu sudah jelang pukul 11.00 tapi tak ada orang yang bisa dimintai tolong atau uang yang bisa dipinjam.


Tiba-tiba, "Halo, Kakak. Kamu dimana, dengan siapa, sekarang berbuat apa...?" eh, malah nyanyi bukannya nanya, suara di seberang telepon.


Ternyata Cekna, salah satu panitia kedatangan Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang sudah tiba di hotel (meski kepagian). Nah, kebetulan sekali ini... Padahal, tidak ada yang kebetulan, semua sudah Allah Yang Ngatur.


Atas bantuan Cekna, dicarinya barber shop terdekat di Simpang Patal. Yang pertama, salah masuk, ternyata salon khusus cewek. Lantas diberi tahu oleh tukang parkir lokasinya di seberang.


Tempatnya sepi, mungkin melihat harganya yang lumayan mahal. Waktu sudah mepet. Jadi, terpaksa...


Tak ada lagi alasan, buat kontenlah, buat syuting peran antagonis-lah.


"Eh, Om, ini rambutnya mau dibawa pulang?" kata tukang cukurnya.


Emang jimat, dibawa pulang?


Saat masuk ke ruangan ballrom Hotel Novotel, hampir semua yang hadir untuk pelantikan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah PKS Sumsel tidak percaya atau tidak mengenalinya lagi.


Pulang ke rumah pun, anak istrinya baru mengetahui pada keesokan hari. Kok bisa? 


Tamat


A. Da Carolla 

Posting Komentar

0 Komentar