PARADE OAP DI PKS PAPUA BARAT

Suhfi Madjid tengah mendampingi Pace Zadrak Bercerita Mop Papua


Catatan M. Suhfi Majid*)


MANOKWARI. Zadrak Hosyo sumringah. Tawanya renyah. Ketika bercerita tentang PKS di Maybrat dengan logat khasnya. Zadrak melabuhkan niatnya bergabung dengan PKS. Dia adalah anak adat suku Maybrat. Sejak 2015 Zadrak dimandatkan jadi Sekum DPD Kabupaten Maybrat. Ia mendampingi Yance Jitmau, SE, Ketua DPD PKS  Kabupaten Maybrat. Sudah 7 tahun, Zadrak dan Yance membersamai barisan PKS.


Di bawah kepemimpinan keduanya, PKS pecah telur di Maybrat. 1 kursi DPRD pada 2014.  Sebelumnya, selama periode 2004 hingga 2014, PKS masih belum pernah menempatkan anggotanya di DPRD Maybrat. 2019, walaupun belum bertambah, kursi PKS di DPRD Maybrat bertahan. “2024, kita berjuang agar PKS 3 kursi. Masing-masing di setiap Dapil, Kaka," ungkap Zadrak Ketika saya ajak bicara.


Di Swissbel Hotel Manokwari, saya bertemu Zadrak dan Yance.  Mereka datang penuh semangat. Menggunakan mobil dari Kumurkek Kabupaten Maybrat selama 4,5 jam ke Sorong. Lalu melanjutkan perjalanan dengan pesawat terbang ke Kota Manokwari. Mereka bergabung dengan pengurus DPD lainnya dari berbagai kabupaten/kota di Manokwari. Mengikuti Rakerwil selama 2 (dua) hari, Sabtu – Minggu (27 – 28 Maret 2021).


Selama Rakerwil, saya menemukan Parade Orang Asli Papua (OAP) yang berhimpun dalam barisan PKS. Nyaman? Pertanyaan yang coba saya pancing. “Ini rumah kami, Kaka," ungkapan sederhana yang membahagiakan.


Ketika banyak yang bertanya moderasi PKS, Papua dan Papua Barat menunjukan jawabannya. Tak hanya Zadrak dan Yance, DPD PKS Pegunungan Arfak juga berhimpun anak adatnya menjadi pengurus. Ia anak muda, Jefry Kowi, ketua DPD PKS Pegunungan Arfak. Arfak lebih progresif. PKS menempatkan dua anggotanya menjadi Aleg DPRD Pegunungan Arfak 2019 – 2024. Mereka juga Orang Asli Papua, Yeskel Toansiba S.Sos dan Robby Saiba, SH.


Zadrak, Yance dan Jefry menjadi contoh, moderatnya pilihan – pilihan politik. Variabel idiologis yang selama ini dianggap barrier oleh banyak pihak, menjadi cair di Papua Barat. Mereka Orang Asli Papua, memilih dengan kenyamanan nan utuh. Bahkan, mereka menjadi orang – orang terdepan, menjelaskan secara benderang alasan pilihannya kepada pihak lain. 

Walau, keragaman kesukuan yang menjunjung tinggi adat setempat, namun, PKS menjadi labuhan pilihan untuk berkhidmat. Saya melihat pancaran semangat Zadrak. “Kaka, kalua sempat, singgah di Kabupaten Maybrat untuk peletakan batu pertama pembangunan kantor DPD PKS”, tawarannya kepada saya.


Parade OAP di PKS Papua Barat juga menyebar di Kabupaten Tambraw, Teluk Bintuni, Fak fak, dan Kaimana. Membersamai kader – kader PKS pada acara Rakerwil, saya optimis jika masa depan PKS terpancar dari Papua Barat. Saya semangati, jika Papua Barat adalah titik kebangkitan. 2024 adalah momen untuk bangkit. Time To Rise. Dan dengannya PKS dapat mendistribusi manfaat secara luas. Bahkan menjangkau ujung – ujung negeri tempat suku – suku adat, Orang Asli Papua itu berdiam. Ini adalah tugas sejarah. Melipatgandakan distribusi nilai empati dan peduli. 


Seperti ungkapan Imam Almawardi : 'Tugas pemimpin adalah mendistribusikan kebaikan'

Doakan…!!!


*) Sekretaris BPW Indonesia Timur DPP PKS

Posting Komentar

0 Komentar