Biar Berkah, Harus Seijin Istri




Ada yang mengatakan, istri itu sebagai pengingat dan pelurus suami.


Menurut perspektif Alquran, "Mereka adalah pakaian bagimu (sekalian), dan kamu (sekalianya) adalah pakaian bagi mereka."


Fungsi pakaian itu diantaranya adalah untuk menutupi tubuh dan menjaganya dari sengatan cuaca, melindungi dari sesuatu yang menggores menimbulkan luka, dan sekaligus memperindah pemakainya. 


Dan salah satu fungsi isteri itu untuk melindungi suami dari segala hal buruk yang membuatnya rendah di hadapan Allah maupun di mata manusia. Ketentuan itu juga berlaku bagi suami.


Pun demikian, dalam konteks izin dan sepengetahuan. Ketika suami akan melakukan sesuatu, itu harus sepengetahuan istri. Karena bisa jadi, ketika suami akan melakukan sesuatu itu ada celah kesalahan dan berpotensi merugikan, maka fungsi istri itu mengingatkan.


Ini pernah dialami teman, singkatnya, dia bercerita, istrinya meminta tolong untuk dibelikan ayam bakar, dan berpesan hanya beli ayam bakar. 


Eeh, pas diperjalanan dia kepikiran untuk beli bakso, dengan pertimbangan, belum lapar-lapar amat. Akhirnya dia beli itu bakso dengan dibungkus.


Pas sampai di rumah.


"Kenapa beli bakso? Kan gak ada request?," tanya sang istri sambil manyun.


"Masih agak kenyang may... hehehe," kata suami sambil cengengesan.


Setelah melewati tahap 'intogerasi', mereka akhirnya menikmati makanan tersebut sambil diiringi lagu Aisayah yang dinyanyikan Nissa Sabyan.


"Tumben baksonya kok kurang enak ya may, kayak udah gak seger lagi," celetuk sang suami.


Karena kurang enak dan rasanya tidak seperti biasanya, semangkok bakso itu pun tidak dihabiskan.


"Makanya bi, kalau mau apa-apa izin istri dulu. Biar berkah," nasehat sang istri.


"Hehehe." jawabnya sambil nyengir kuda disamping pak kusir yang sedang bekerja, mengendali kuda supaya baik jalannya.


Untuk konteks ini saya setuju dengan ungkapan, "istri itu sebagai pengingat dan pelurus suami."


Kalau Kamu?


Tangerang, 4 Februari 2021

Cipto Reli

Posting Komentar

0 Komentar